Susu kedelai ini kemudian dicampur dengan bahan-bahan seperti ragi dan bahan penggumpal lainnya untuk membentuk dadih.
BACA JUGA:Papeda: Makanan Khas Maluku dan Papua yang Makin Dikenal di Nusantara
BACA JUGA:Oleh-Oleh Khas Surabaya: Keunikan Cita Rasa dan Budaya yang Tak Terlupakan
Setelah dibentuk, dadih tersebut dimasukkan ke dalam cetakan dan dipadatkan.
Setelah tahunya siap, tahap selanjutnya adalah penggorengan. Tahu Sumedang digoreng dua kali untuk mendapatkan tekstur yang khas.
Pada penggorengan pertama, tahu dimasak dalam minyak panas dengan api kecil agar bagian dalamnya matang sempurna, sementara penggorengan kedua dilakukan dengan api besar untuk menghasilkan permukaan tahu yang kering dan renyah.
Proses ini membutuhkan keterampilan dan pengalaman agar tahu yang dihasilkan memiliki rasa yang sempurna, baik dari segi kelembutan maupun kerenyahannya.
Tahu Sumedang memiliki cita rasa yang unik dan sangat menggoda.
Bagian luar yang garing dan renyah memberikan sensasi kerenyahan yang enak di mulut, sementara bagian dalamnya tetap lembut dan kenyal.
Perpaduan ini membuatnya menjadi camilan yang sempurna, baik sebagai teman makan nasi, pelengkap lauk, maupun sebagai makanan ringan saat santai.
Selain rasanya yang lezat, tahu Sumedang juga sering dijadikan sebagai lauk pendamping dalam berbagai hidangan.
Salah satu hidangan yang sering dipadukan dengan tahu Sumedang adalah "tahu gejrot," yang merupakan tahu Sumedang yang dipotong kecil-kecil dan disiram dengan kuah cuka pedas.
Hidangan ini sangat populer di kalangan warga Sumedang dan sekitarnya, serta menjadi salah satu hidangan khas yang sering dijual di warung-warung makan.
Seiring dengan perkembangan waktu, Tahu Sumedang mulai dikenal luas dan tidak hanya dapat ditemukan di kota asalnya.
Banyak pedagang tahu Sumedang yang membuka usaha di berbagai kota besar di Indonesia, bahkan di luar negeri.
Popularitasnya yang terus berkembang membuat tahu Sumedang menjadi salah satu kuliner yang sangat dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke Sumedang.