Ikan gabus dewasa bisa tumbuh hingga sepanjang satu meter, dengan sirip punggung yang memanjang dan sirip ekor yang membulat di ujungnya.
Warna tubuhnya biasanya gelap dengan pola garis-garis atau bintik-bintik yang membantu mereka berkamuflase di dasar perairan berlumpur.
Sebagai predator, ikan gabus memiliki kebiasaan makan yang rakus dan tidak pilih-pilih.
Mereka memakan berbagai hewan kecil yang ada di perairan sekitarnya, termasuk ikan lain, katak, dan kepiting.
Salah satu hal yang membuat ikan gabus unik adalah kemampuannya untuk 'berjalan; di darat.
Ikan ini mampu bernapas menggunakan organ pernapasan tambahan yang memungkinkan mereka bertahan di luar air selama beberapa waktu.
Karena kemampuan ini, ikan gabus bisa berpindah dari satu badan air ke yang lain ketika kondisi lingkungan berubah.
Dalam dunia kuliner Indonesia, ikan gabus terkenal karena dagingnya yang lezat dan kandungan nutrisinya yang tinggi.
Selain menjadi bahan makanan favorit di berbagai daerah, ikan gabus juga diolah menjadi berbagai macam hidangan tradisional.
Ikan ini dikenal kaya akan albumin, sejenis protein yang penting untuk mempercepat penyembuhan luka, sehingga banyak digunakan sebagai makanan tambahan bagi pasien pasca-operasi.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak ikan gabus dapat meningkatkan regenerasi sel, sehingga sering dimanfaatkan dalam terapi pemulihan kesehatan.
Selain peran pentingnya di perairan dan manfaatnya bagi kesehatan, ikan gabus juga menjadi inspirasi dalam berbagai cerita rakyat dan mitos di Indonesia.
Salah satunya adalah kisah mengenai "Ikan Gabus dan Nenek Tua," sebuah cerita tentang seorang nenek miskin yang hidup sendirian.
Kisah ini dimulai ketika suatu hari nenek tua tersebut pergi ke sungai saat musim kemarau.