"Kami selalu siap siaga. Patroli rutin dan pemantauan hotspot terus dilakukan untuk meminimalkan dampak kebakaran lahan. Petugas kami bekerja siang dan malam untuk memastikan bahwa api tidak menyebar dan menyebabkan bencana yang lebih besar," tegas Gunalfi.
BACA JUGA:Pasar Murah dan Pelayanan Kolaboratif di Muara Sugihan
BACA JUGA:Samsat OKU 1 Targetkan Over Capaian PKB dan BBNKB
Selain itu, BPBD OKU juga telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan, terutama selama musim kemarau yang panjang ini. Pembakaran lahan dengan sengaja bisa berujung pada bencana kabut asap yang berbahaya, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga kesehatan masyarakat.
"Kabut asap yang dihasilkan dari kebakaran lahan bisa sangat berbahaya, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan. Selain itu, dampaknya juga bisa mempengaruhi kualitas udara secara keseluruhan di wilayah sekitar," tambah Gunalfi.
Kebakaran hutan dan lahan tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga berdampak signifikan pada kesehatan masyarakat. Kabut asap yang dihasilkan dari karhutla mengandung partikel-partikel berbahaya yang dapat mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan penyakit seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, dan penyakit paru-paru lainnya.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, selama musim karhutla tahun 2023, tercatat ribuan warga yang mengalami gangguan pernapasan akibat kabut asap yang menyelimuti wilayah Sumsel. Tahun ini, risiko yang sama diperkirakan akan kembali muncul jika karhutla tidak dapat dikendalikan dengan baik.
BACA JUGA:Pj Bupati Banyuasin Pantau Harga Ayam Pedaging di Tingkat Peternak : Pastikan Stok Terjaga !
BACA JUGA:KPU Muaraenim Siap Lakukan Penyortiran dan Pelipatan
Selain dampak kesehatan, karhutla juga berdampak pada lingkungan. Kebakaran hutan mengancam kelestarian flora dan fauna, serta menyebabkan kerusakan ekosistem yang memerlukan waktu lama untuk pulih. Lahan-lahan yang terbakar juga menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar, yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
Pemerintah daerah dan BPBD OKU terus mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah karhutla. Salah satu langkah yang paling sederhana namun efektif adalah dengan tidak melakukan pembakaran lahan. Masyarakat juga diimbau untuk melaporkan jika menemukan tanda-tanda kebakaran lahan di wilayah mereka.
"Pencegahan adalah kunci utama dalam menangani karhutla. Kami berharap masyarakat dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk mencegah terjadinya kebakaran, baik dengan tidak membakar lahan maupun melaporkan jika ada aktivitas yang mencurigakan," ujar Gunalfi.
Satgas Karhutla Kabupaten OKU juga telah bekerja sama dengan pihak kepolisian dan TNI untuk memperketat pengawasan di wilayah-wilayah yang rawan kebakaran. Selain itu, edukasi kepada masyarakat terus dilakukan melalui berbagai media dan pertemuan langsung di desa-desa untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya karhutla.
BMKG memprediksi bahwa meskipun curah hujan diperkirakan akan meningkat pada bulan November, risiko karhutla masih cukup tinggi hingga akhir Oktober. Oleh karena itu, upaya pengendalian karhutla harus terus ditingkatkan, terutama di wilayah-wilayah yang rentan.
"Penting bagi kita semua untuk tetap waspada. Curah hujan memang diprediksi akan meningkat, tetapi hingga saat ini, kondisi cuaca masih sangat kering, terutama di wilayah Sumatera Selatan," kata seorang pejabat BMKG dalam keterangan resmi.
Dengan prediksi cuaca yang demikian, BPBD OKU bersama Satgas Karhutla berkomitmen untuk terus melakukan pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan secara maksimal hingga musim hujan benar-benar tiba.