BATURAJA, KORANPALPOS.COM - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) masih menjadi ancaman serius.
Berdasarkan pantauan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui sistem Lapan Hotspot, pada tanggal 20 Oktober 2024, wilayah OKU terdeteksi memiliki 15 titik panas atau hotspot yang berpotensi menyebabkan kebakaran lahan.
Informasi ini juga diperkuat oleh prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan bahwa curah hujan di akhir musim kemarau diperkirakan menurun, sehingga risiko kebakaran hutan dan lahan masih tinggi.
Gunalfi, Manajer Pusat Data dan Informasi Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang semakin kering pada akhir musim kemarau menjadi pemicu utama meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah OKU dan sekitarnya.
BACA JUGA:Dua Pencuri Sawit Milik KUD Dibekuk : Kenali Tampang Pelaku !
BACA JUGA:Ratusan Meteran Air Hilang, Direktur Perumda Tirta Prabujaya: Pelanggan Wajib Menggantinya !
Perubahan dinamika atmosfer global diprediksi menyebabkan kondisi cuaca kering yang berkepanjangan hingga Oktober 2024.
"Berdasarkan pantauan dan prediksi dinamika atmosfer global, kita memasuki periode rawan kebakaran hutan dan lahan, terutama pada akhir Agustus hingga Oktober," ungkap Gunalfi, Senin, 21 Oktober 2024.
Dia juga menekankan bahwa perubahan cuaca ini sangat signifikan dan berpotensi memperburuk situasi kebakaran lahan di berbagai wilayah di Sumatera Selatan, termasuk OKU.
Selain OKU, beberapa daerah di Sumatera Selatan juga mencatat lonjakan jumlah hotspot. Data dari BMKG menunjukkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, titik panas di berbagai wilayah Sumsel terus meningkat.
BACA JUGA:Jabat Ketua DPRD OKI Definitif : Farid Hadi Sasongko Siap Perjuangkan Aspirasi Masyarakat!
BACA JUGA:Nyuci di Sungai, Petani di Jejawi OKI Nyaris Jadi Santapan Buaya!
Pada Rabu, 16 Oktober 2024, terdeteksi 56 hotspot, sementara pada Kamis, 17 Oktober, jumlahnya menurun menjadi 40 hotspot. Dalam 24 hari terakhir, jumlah hotspot harian tertinggi tercatat mencapai 25 titik.
Beberapa daerah lain di Sumsel yang turut menyumbang jumlah hotspot terbanyak adalah OKU Selatan dengan 27 hotspot, Ogan Komering Ilir (OKI) dengan 11 hotspot, dan Musi Rawas dengan 10 hotspot. Meningkatnya jumlah hotspot ini menjadi indikator bahwa kebakaran lahan masih menjadi ancaman serius, terutama di kawasan yang rentan terhadap cuaca kering dan angin kencang.
Gunalfi menyatakan bahwa BPBD OKU telah menyiagakan petugas dan peralatan pemadaman karhutla untuk menghadapi potensi kebakaran yang semakin tinggi. Pihaknya juga terus memantau hotspot yang terdeteksi melalui satelit dan melakukan patroli rutin di area yang rawan kebakaran. Tim Satgas Karhutla Kabupaten OKU telah diberdayakan secara maksimal untuk melakukan pencegahan dan penanganan kebakaran hutan.