Cenil Tepung Beras : Kelezatan Tradisional yang Masih Eksis di Tengah Modernitas

Senin 21 Oct 2024 - 12:09 WIB
Reporter : Yuli
Editor : Dahlia

Tiriskan cenil dan biarkan dingin.

Setelah dingin, gulung cenil di atas parutan kelapa yang sudah diberi sedikit garam agar rasanya lebih gurih.

Sajikan cenil dengan taburan gula pasir sebagai pemanis.

Dengan proses yang mudah ini, cenil bisa dinikmati kapan saja, baik sebagai camilan sore hari ataupun sebagai sajian pelengkap acara-acara tertentu.

Salah satu alasan mengapa cenil tetap eksis hingga saat ini adalah karena teksturnya yang unik.

Cenil memiliki tekstur yang kenyal, hampir seperti permen karet, namun lebih lembut.

Ditambah dengan rasa manis dari gula pasir dan gurihnya parutan kelapa, cenil memberikan sensasi tersendiri ketika dinikmati.

Tekstur kenyal tersebut berasal dari penggunaan tepung beras yang diolah dengan teknik yang tepat.

Jika adonan terlalu kering, cenil bisa menjadi keras, sementara jika terlalu lembek, cenil akan sulit dibentuk.

Kombinasi rasa manis, gurih, dan tekstur kenyal inilah yang membuat cenil menjadi salah satu jajanan favorit di pasar tradisional.

Meski terlihat sederhana, cenil mampu menghadirkan kepuasan rasa yang tidak kalah dengan jajanan modern lainnya.

Cenil tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki makna budaya yang dalam, terutama di masyarakat Jawa.

Cenil sering disajikan dalam acara-acara adat seperti selamatan, kenduri, atau upacara pernikahan.

Makanan tradisional ini melambangkan kebersamaan, kesederhanaan, dan gotong-royong, karena dalam acara adat, proses pembuatan cenil sering melibatkan banyak orang, terutama kaum perempuan.

Warna-warna cerah pada cenil juga sering dianggap sebagai simbol kebahagiaan dan harapan.

Misalnya, warna merah melambangkan semangat, warna hijau melambangkan kesuburan, dan warna kuning melambangkan kemakmuran.

Kategori :