Asal Usul Nama Pemulutan di Ogan Ilir : Kisah Mistis Pawang Buaya dan Jejak Sejarah di Tepi Sungai Ogan !

Rabu 16 Oct 2024 - 13:22 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

Meskipun kemampuan untuk memanggil buaya telah memudar, pawang buaya masih dihormati dan dicari oleh masyarakat yang mengalami masalah terkait buaya.

Abdullah Hamid, sebagai generasi ketujuh, terus memberikan bantuan kepada orang-orang di berbagai daerah, termasuk Desa Tanjung Jumbung, Muara Tembesi, dan Serolangun di Jambi, hingga kawasan Selapan dan Gasing Banyuasin.

Keberadaan pawang buaya di luar Pemulutan menunjukkan bahwa meskipun tradisi ini mulai memudar, warisan budaya dan hubungan yang terjalin antara manusia dan buaya tetap dihormati.

Pawang buaya menjadi simbol dari kearifan lokal yang mengajarkan kita pentingnya menjaga harmoni dengan alam, meskipun tantangan zaman terus berubah.

Pawang buaya bukan hanya sekadar sosok dalam legenda, tetapi juga menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya Desa Pemulutan Ilir.

Dengan keahlian yang diwariskan dari generasi ke generasi, mereka berperan sebagai jembatan antara manusia dan alam, menjaga keseimbangan dan harmonisasi.

Meskipun kemampuan mereka mulai memudar, warisan dan nilai-nilai yang mereka ajarkan akan terus hidup dalam ingatan masyarakat Pemulutan.

Mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya.

Kategori :