Setiap minggu, data dari akun-akun yang terindikasi melakukan transaksi mencurigakan akan ditarik dan dianalisis secara mendalam.
Jika terdapat temuan yang mencurigakan, hasil analisis ini akan dilaporkan kepada otoritas terkait, termasuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melalui Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM).
Dengan adanya langkah ini, LinkAja berupaya untuk lebih proaktif dalam mengidentifikasi dan menindak transaksi yang terkait dengan judi online sebelum menjadi masalah yang lebih besar.
BACA JUGA:Update ! Harga Emas Antam 10 Oktober 2024 : Turun Rp10 Ribu Menjadi Rp1.473.000 per Gram
BACA JUGA:PinjamDuit Gandeng Privy : Tingkatkan Keamanan Keuangan Digital !
2. Pengawasan Mitra
Selain mengoptimalkan sistem deteksi internal, LinkAja juga memperkuat pengawasan terhadap mitra-mitra yang bekerja sama dengan mereka.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa mitra tidak terlibat dalam praktik-praktik yang melanggar hukum, termasuk judi online.
Hingga September 2024, LinkAja telah memutus koneksi transaksi terhadap lebih dari 350 akun yang terdeteksi melakukan penipuan.
Selain itu, lebih dari 150 kasus telah ditindak, baik melalui pembekuan akun atau pemblokiran, berdasarkan laporan yang masuk dari layanan pelanggan dan mitra bank.
Pengawasan yang ketat terhadap mitra ini diharapkan dapat meminimalisir risiko terjadinya penyalahgunaan platform oleh pihak ketiga untuk keperluan yang melanggar hukum, termasuk judi online.
3. Penguatan Manajemen Risiko
Sebagai bagian dari langkah pencegahan, LinkAja juga memperkuat manajemen risiko internal mereka.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperketat proses verifikasi pengguna atau Know Your Customer (KYC) terhadap akun-akun yang sudah ada maupun yang baru.
Melalui proses verifikasi yang lebih ketat, LinkAja dapat memastikan bahwa setiap pengguna yang terdaftar di platform mereka telah melewati prosedur yang sesuai dengan regulasi.
Sehingga meminimalisir peluang terjadinya transaksi ilegal, termasuk judi online.