Dalam hitungan detik, Dodi jatuh terkapar dan meregang nyawa di lokasi kejadian.
Keberanian Ferdian untuk melakukan pembunuhan diduga berasal dari ketidakmampuannya mengendalikan emosi ketika dihadapkan pada penolakan.
Penusukan yang terjadi secara mendadak dan brutal membuat korban tidak sempat memberikan perlawanan.
BACA JUGA:Polisi Panggil Pemilik Akun Medsos Akibat Sebarkan Isu Warga India Culik Anak di Ogan Ilir !
Motif kejahatan ini sangat sederhana, namun konsekuensi yang ditimbulkannya sangatlah fatal.
Begitu peristiwa pembunuhan ini diketahui, polisi segera melakukan pengusutan.
Pihak kepolisian dari Unit 2 Subdit III Jatanras Polda Sumsel dan Satreskrim Polres Ogan Ilir langsung bergerak cepat untuk melacak keberadaan pelaku.
Pada awalnya, Ferdian sempat melarikan diri ke rumahnya di Desa Ibul Besar III, namun ketika petugas mencoba menangkapnya, ia berhasil kabur.
Tidak berhenti di situ, aparat terus memburu Ferdian, yang akhirnya diketahui bersembunyi di sebuah rumah di Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang.
Tim gabungan yang dipimpin oleh Kanit 2 AKP Novel Siswandi SH MH dan Panit II Iptu Teddi Bharata kemudian melakukan pengintaian di lokasi persembunyian pelaku.
Setelah yakin bahwa Ferdian berada di dalam rumah tersebut, polisi langsung melakukan penggerebekan.
Ferdian tidak dapat berkutik saat penggerebekan dilakukan.
Dalam waktu singkat, ia berhasil diamankan tanpa perlawanan dan langsung dibawa ke Mapolda Sumsel untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.
Polisi juga berhasil menyita sebilah pisau yang diduga digunakan oleh Ferdian untuk membunuh korban.
Dalam proses interogasi, Ferdian mengaku bahwa tindakannya didorong oleh rasa frustrasi akibat tidak dituruti permintaannya.