Kenaikan ini menandakan bahwa investor memiliki pandangan positif terhadap prospek ekonomi AS di masa depan, yang memberikan dukungan tambahan bagi dolar AS.
Josua Pardede memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan berada dalam rentang Rp15.375 hingga Rp15.475 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Fluktuasi kurs rupiah ini masih akan dipengaruhi oleh dinamika pasar global, terutama terkait kebijakan The Fed serta perkembangan data ekonomi AS.
“Selama dolar AS tetap kuat didukung oleh imbal hasil obligasi yang meningkat dan kebijakan The Fed yang belum berubah, rupiah akan terus mengalami tekanan. Namun, intervensi Bank Indonesia (BI) juga diharapkan dapat menstabilkan fluktuasi yang terlalu tajam,” jelas Josua.
Rupiah sebagai mata uang negara berkembang memang cenderung sensitif terhadap perubahan di pasar global, terutama terhadap kebijakan moneter di negara-negara maju seperti AS.
Ketidakpastian mengenai langkah The Fed dalam menetapkan kebijakan suku bunga mempengaruhi aliran modal asing ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Jika suku bunga AS tetap tinggi, investor global cenderung menarik dana dari pasar negara berkembang dan menempatkannya di aset-aset berdenominasi dolar AS, yang dianggap lebih aman dan menguntungkan.
Hal ini menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, jika inflasi AS terus melandai dan The Fed memberi sinyal akan menurunkan suku bunga, rupiah bisa berpotensi menguat kembali.
Namun, semua ini tergantung pada stabilitas ekonomi global dan respon pemerintah serta Bank Indonesia dalam menjaga keseimbangan pasar.
Bank Indonesia (BI) terus melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas rupiah.
Langkah-langkah yang diambil BI termasuk melakukan intervensi di pasar spot dan domestic non-deliverable forward (DNDF) untuk menahan fluktuasi nilai tukar yang berlebihan.
Selain itu, BI juga berfokus pada upaya meningkatkan cadangan devisa guna memperkuat stabilitas makroekonomi dan menjaga daya tahan ekonomi Indonesia terhadap guncangan eksternal.
Ke depan, peran BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah akan sangat krusial, terutama dalam menghadapi ketidakpastian global yang masih tinggi.
Langkah-langkah yang diambil BI, termasuk kebijakan moneter yang adaptif, akan membantu meminimalisir dampak negatif dari fluktuasi global terhadap perekonomian domestik.
Dengan begitu, meskipun rupiah mengalami tekanan akibat penguatan dolar AS, langkah-langkah stabilisasi dari BI diharapkan dapat menjaga nilai tukar rupiah dalam rentang yang aman dan stabil.