KORANPALPOS.COM- Dalam masyarakat modern, istilah "prasmanan" sering kali digunakan untuk menggambarkan cara penyajian makanan di berbagai acara, di mana tamu bisa memilih hidangan yang mereka suka dan meninggalkan yang tidak mereka inginkan.
Konsep ini mencerminkan kebebasan memilih, tetapi saat diterapkan dalam konteks agama, pola ini bisa menjadi masalah besar. Artikel ini akan membahas mengapa Islam bukan agama prasmanan dan pentingnya mengamalkan ajaran Islam secara keseluruhan.
Prasmanan dalam Konteks Agama
Prasmanan dalam konteks agama merujuk pada sikap seseorang yang hanya mengikuti bagian dari ajaran agama yang mereka sukai dan mengabaikan bagian yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Ini adalah perilaku yang berbahaya dan bertentangan dengan prinsip Islam yang mengajarkan penerimaan penuh terhadap seluruh ajaran-Nya.
BACA JUGA:Hikmah Kehidupan: Saat Allah Menghendaki Kebaikan pada Diri Kita
BACA JUGA:Anak Yatim Piatu Karena Orang Tuanya Terlalu Sibuk: Fenomena Baru yang Mengkhawatirkan
Islam sebagai Pedoman Hidup yang Lengkap
Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an,
ﺃَﻓَﺘُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺒَﻌْﺾِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻭَﺗَﻜْﻔُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺒَﻌْﺾٍ ۚ ﻓَﻤَﺎ ﺟَﺰَﺍﺀُ ﻣَﻦ ﻳَﻔْﻌَﻞُ ﺫَٰﻟِﻚَ ﻣِﻨﻜُﻢْ ﺇِﻟَّﺎ ﺧِﺰْﻱٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ۖ ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻳُﺮَﺩُّﻭﻥَ ﺇِﻟَﻰٰ ﺃَﺷَﺪِّ ﺍﻟْﻌَﺬَﺍﺏِ ۗ ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻐَﺎﻓِﻞٍ ﻋَﻤَّﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ
"Apakah kalian mengimani sebagian isi Kitab lalu ingkar terhadap sebagian yang lain?" (QS. Al-Baqarah (2): 85).
Ayat ini menegaskan bahwa kita tidak boleh memilih dan memilih ajaran agama sesuai keinginan kita. Islam adalah pedoman hidup yang lengkap dan sempurna.
Ajaran Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, dari ibadah hingga etika berbisnis, politik, dan tata cara berbusana.
BACA JUGA:Rahasia Taqwa: Menemukan Solusi dan Rezeki di Saat Sulit
BACA JUGA:Tiga Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat: Jangan Lewatkan!