Pemerintah daerah memperkuat pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas dan rumah sakit rujukan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan balita.
Pemeriksaan rutin, imunisasi, serta konsultasi gizi dilakukan untuk memastikan pertumbuhan anak tetap terjaga.
3. Pendidikan dan Sosialisasi
Edukasi tentang pentingnya gizi seimbang dan kesehatan ibu serta anak terus digalakkan.
Kampanye kesadaran masyarakat melalui program-program seperti Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi dan pola makan yang benar.
4. Program Keluarga Berencana (KB)
Program Bangga Kencana yang digagas oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga memiliki peran penting dalam penurunan stunting.
Program ini mendorong keluarga untuk merencanakan kelahiran dengan baik sehingga setiap anak mendapatkan perhatian yang cukup, baik dari segi gizi maupun kesehatan.
5. Kolaborasi Antar Sektor
Penurunan stunting tidak hanya tanggung jawab sektor kesehatan saja.
Kolaborasi lintas sektor seperti pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan infrastruktur turut berperan penting.
Misalnya, program air bersih dan sanitasi yang baik dapat membantu mencegah masalah kesehatan yang berhubungan dengan stunting.
Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif mereka.
Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan belajar, rendahnya produktivitas saat dewasa, serta risiko lebih besar terkena penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi.
Oleh karena itu, penurunan angka stunting menjadi prioritas nasional yang harus dicapai demi generasi masa depan Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif.
Visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi global, sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Penurunan stunting menjadi salah satu kunci untuk mencapai visi tersebut.