Belum lagi, distribusi yang terganggu akibat berbagai masalah logistik, seperti keterbatasan armada pengangkutan dan kenaikan harga bahan bakar, semakin memperburuk kondisi.
Kenaikan harga cabai rawit merah ini tentu saja berdampak signifikan bagi konsumen.
Cabai rawit merah merupakan salah satu bahan pokok dalam masakan Indonesia, sehingga lonjakan harga ini mempengaruhi pengeluaran rumah tangga.
BACA JUGA:Harga Pangan 9 Agustus 2024 : Cabai Makin Pedas Rp65.560 dan Beras Rp13.560 per Kilogram !
BACA JUGA:Harga Pangan 8 Agustus 2024 : Beras Premium Rp15.600 dan Bawang Merah Rp28.440 per Kilogram !
Banyak konsumen yang terpaksa mengurangi konsumsi cabai atau mencari alternatif lain untuk menghemat pengeluaran.
Kondisi ini juga memengaruhi pedagang kecil yang menjual cabai dalam jumlah besar.
Dengan harga yang semakin tinggi, daya beli konsumen menurun, dan pedagang harus mencari cara untuk menjaga agar stok cabai tidak mubazir.
Di sisi lain, restoran dan warung makan yang mengandalkan cabai sebagai bahan utama dalam menu mereka juga merasakan dampaknya.
Harga makanan yang dijual berpotensi naik, yang pada gilirannya dapat menurunkan jumlah pelanggan.
Kondisi ini menciptakan efek domino yang mengancam keberlangsungan bisnis kecil dan menengah.
Tidak hanya cabai rawit merah, data dari Bapanas juga menunjukkan fluktuasi harga pada beberapa komoditas pangan lainnya.
Misalnya, harga beras premium naik tipis 0,06 persen atau Rp10 menjadi Rp15.570 per kg, dan beras medium naik 2,06 persen atau Rp280 menjadi Rp13.870 per kg.
Di sisi lain, beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog justru turun tipis 0,8 persen atau Rp10 menjadi Rp12.650 per kg.
Kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah, yang naik 11,87 persen atau Rp3.060 menjadi Rp28.850 per kg.
Bawang putih bonggol mengalami kenaikan 5,05 persen atau Rp1.610 menjadi Rp41.400 per kg.