Meskipun demikian, nilai dari tambang emas dan berlian ini ditaksir mencapai triliunan rupiah.
Beberapa warga yang telah melakukan penambangan secara mandiri di wilayah tersebut mengaku telah menemukan bongkahan emas dan berlian berkadar 24 karat.
Namun, karena keterbatasan teknologi dan infrastruktur, penambangan ini masih dilakukan secara tradisional dan dalam skala kecil.
3. Desa Sukamenang Kabupaten Muratara
Tambang emas di Desa Sukamenang bukanlah tambang biasa.
Ini adalah tambang bawah tanah atau underground mining dengan kedalaman lebih dari 100 meter.
Tambang ini dikenal ekstrem karena kondisi operasional yang sangat menantang dan berisiko tinggi.
Ratusan jalur dan lubang telah digali di bawah tanah kawasan tambang tersebut, membentuk jaringan kompleks yang penuh bahaya.
Para penambang yang bekerja di sini harus menghadapi berbagai tantangan fisik dan mental.
Penggalian dilakukan secara manual, tanpa bantuan mesin modern.
Mereka hanya dibekali dengan alat-alat sederhana seperti cangkul, beliung, dan peralatan seadanya.
Dengan peralatan ini, mereka harus menggali tanah dan napal hitam yang keras untuk mencari butiran emas.
Setiap kali mereka turun ke lubang yang dalam, mereka mempertaruhkan nyawa mereka.
Udara segar yang mengalir melalui selang blower menjadi satu-satunya hal yang menjaga mereka tetap hidup di bawah tanah.
Desa Sukamenang telah lama dikenal sebagai kawasan yang kaya akan kandungan emas.
Sebelum PT DNS secara resmi mengantongi izin usaha pertambangan pada tahun 2007, warga setempat telah melakukan aktivitas penambangan emas secara tradisional.