UPDATE ! Kurs Rupiah Kamis 1 Agustus 2024 : Tergelincir 2 Poin Menjadi Rp16.262 per Dolar AS

Kamis 01 Aug 2024 - 09:39 WIB
Reporter : Echi
Editor : Zen Kito

Powell menegaskan probabilitas yang lebih tinggi untuk penurunan suku bunga pada Komite Pasar Terbuka Federal AS (FOMC) September 2024.

Pada rapat FOMC Juli 2024, The Fed sesuai perkiraan mempertahankan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) pada level 5,25 persen sampai dengan 5,50 persen.

Powell menyatakan bahwa perkembangan disinflasi di AS membaik dari tahun sebelumnya, terutama karena pelonggaran pasar tenaga kerja.

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Selasa 23 Juli 2024 : Menguat 23 Poin Menjadi Rp16.197 per Dolar AS !

BACA JUGA:UPDATE ! Kurs Rupiah Senin 22 Juli 2024 : Turun 44 Poin Menjadi Rp16.235 per Dolar AS

Powell bahkan mengatakan bahwa Fed berpotensi memangkas FFR pada rapat FOMC September jika data-data ekonomi AS terus sejalan dengan ekspektasi Fed.

Pernyataannya dianggap lebih dovish dibandingkan dengan pertemuan FOMC sebelumnya, yang menegaskan tingginya peluang pemangkasan suku bunga pada September 2024.

Selain itu, indikator pasar tenaga kerja terbaru termasuk laporan perubahan tenaga kerja ADP dan biaya tenaga kerja pada kuartal II-2024 menunjukkan perlambatan pasar tenaga kerja.

Akibatnya, sentimen risk-on membaik di pasar keuangan, menurunkan Indeks Dolar AS dan imbal hasil US Treasury.

Di sisi lain, Bank Sentral Jepang (BoJ) menyatakan bahwa ekonomi Jepang kemungkinan akan terus tumbuh dalam laju yang moderat.

Pernyataan ini meningkatkan optimisme terkait prospek pertumbuhan ekonomi Jepang dan mendorong sentimen positif di pasar keuangan Asia.

Optimisme ini memberikan dampak positif pada sentimen risk-on di pasar keuangan, meskipun pengaruhnya terhadap nilai tukar rupiah masih relatif terbatas.

Josua Pardede memperkirakan bahwa rupiah akan berada di kisaran Rp16.175 per dolar AS hingga Rp16.275 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Pergerakan nilai tukar rupiah akan sangat dipengaruhi oleh data inflasi yang akan dirilis oleh BPS serta perkembangan terbaru dari kebijakan moneter global, khususnya dari The Fed dan BoJ.

Pergerakan nilai tukar rupiah yang fluktuatif mencerminkan sentimen pasar terhadap berbagai faktor domestik dan internasional.

Data inflasi domestik yang akan dirilis hari ini akan menjadi salah satu indikator penting bagi investor dan pelaku pasar untuk memprediksi arah kebijakan moneter Bank Indonesia.

Kategori :