Kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia yang semakin membaik pasca-pandemi juga mendorong aliran modal masuk ke pasar keuangan domestik, termasuk pasar obligasi dan saham.
Aliran modal ini meningkatkan permintaan terhadap rupiah.
Faktor Eksternal
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Kamis 4 Juli 2024 : Menguat 40 Poin Jadi Rp16.371 per Dolar AS
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Rabu 3 Juli 2024 : Menguat 16 Poin Menjadi Rp16.396 per Dolar AS !
1. Kebijakan The Fed
Kebijakan moneter yang diambil oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat juga berpengaruh signifikan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah.
Dengan adanya sinyal bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga rendah lebih lama, arus modal cenderung beralih ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
2. Harga Komoditas
Harga komoditas global, seperti minyak dan kelapa sawit, yang cenderung stabil atau meningkat memberikan dukungan tambahan terhadap nilai tukar rupiah.
Indonesia sebagai salah satu eksportir komoditas besar di dunia, mendapatkan manfaat dari kenaikan harga komoditas ini.
3. Sentimen Global
Sentimen positif di pasar keuangan global juga berkontribusi terhadap penguatan rupiah.
Optimisme terhadap pemulihan ekonomi global dan resolusi dari beberapa ketegangan geopolitik meningkatkan minat risiko (risk appetite) investor terhadap aset-aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang.
Penguatan rupiah ini mendapatkan respon yang cukup positif dari pasar.
Para pelaku pasar melihat adanya potensi bahwa rupiah dapat terus menguat jika kondisi ekonomi domestik dan global tetap kondusif.