Makhluk itu sedang berduka karena sesuatu yang mereka sebut sebagai "kematian". Apa itu "kematian"?
Karena penasaran dengan entitas misterius tersebut, dia melirik sekilas dan tanpa disadari terjerat dalam kisah mereka.
Berdasarkan cerita yang beredar, esensi roh gunung telah membeku di dalam sebuah batu, membentuk sesosok makhluk abadi.
BACA JUGA:Tari Sekapur Sirih : Mempersembahkan Keindahan Budaya Jambi
Makhluk itu tidak lain adalah dirinya sendiri, Raja Monyet yang agung.
Awalnya, dia mengabaikan gangguan dan pindah ke puncak gunung lain, di mana dia terus terbangun di pagi yang berselimut embun, menikmati kesunyian pegunungan.
Namun, seekor makhluk kecil di dalam hutan menangis tanpa henti.
Dia memanggil nama Raja Monyet dengan tangisan terus-menerus yang bergema di seluruh pepohonan, mengganggu ketenangannya.
BACA JUGA: Perbandingan Perekonomian Prabumulih Vs Lubuklinggau : Siapa Kota yang Paling Tajir ?
BACA JUGA:Pesona Tari Piring : Melestarikan Budaya Minangkabau
Merasa kesal, sekaligus penasaran, dia menyibak tabir tebal hutan dan menemukan sumber keributan itu. Tubuhnya yang mungil kelelahan karena kerja keras yang tiada henti.
Pada saat itu, tatapan mereka saling bertautan dan secercah cahaya bersinar di mata makhluk tersebut. Menyelamatkan makhluk itu dan kawanannya dari arus deras sudah cukup menjadi renungan tersendiri.
Makhluk ini sangat khas dengan sifat keras kepala yang sulit untuk ditaklukkan. Sadar betul akan kekuatan sungai yang membanjiri tanpa ampun selama musim hujan.
Mereka tetap berpegang teguh pada tempat tinggal mereka yang kecil.
BACA JUGA:6 Fakta Unik Masjid Agung As-Salam : Ikon Religi dan Wisata di Jantung Kota Lubuklinggau !