Membangun Ketahanan Pangan Dimulai dari Pekarangan Rumah

Membangun ketahanan pangan di mulai dari halaman rumah sendiri-Foto : Antara-

BACA JUGA:Hati-hati Bagi ASN yang Hobi Judi Daring : Mendagri Sudah Siapkan Aturan Sanksi Tegas !

BACA JUGA:Genjot Pembangunan, Maksimalkan 9 Gerakan Serentak se-Sumsel

"Hal ini disebabkan terlalu kompleksnya masalah, mulai dari regenerasi petani, lahan semakin berkurang, jaminan pupuk berkualitas, harga jual optimal dan regulasi bagi tengkulak," kata Igo, mahasiswa Program Doktor pada Fakultas Ekonomi Undip itu.

Krida dan Asa

Mengusut problematika pertanian dari tahun ke tahun, sejatinya berputar pada pusaran yang itu-itu saja, mulai dari keluhan biaya produksi yang kurang membuahkan laba lebih bagi petani tatkala menjual hasil panen. 

Dilanjutkan rantai distribusi yang direcoki tengkulak dan pungli di perjalanan panjang menuju pasar, berakhir dengan harga yang tidak stabil di tangan konsumen.

Adapula tindakan impor pangan, utamanya beras, yang membuat perbedaan data jumlah produksi dan ketersediaannya versi Kementerian Pertanian dengan Bulog, menyeruak. 

Kementerian Pertanian selalu melaporkan produksi beras dalam negeri surplus, sedangkan Bulog mengungkap data defisit yang mendorong pemerintah melakukan impor untuk mengamankan stok pangan dalam negeri.

Agar kasus yang berulang-ulang itu dapat menemui titik henti, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meluncurkan portal Satu Data Indonesia (SDI) pada Desember 2022. 

Pembuatan Portal SDI itu sebagai terjemahan dari arahan Presiden Joko Widodo melalui Perpres Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.

Sementara program pemerintah yang menyentuh langsung ke petani, salah satunya adalah penerbitan Kartu Tani. 

Kartu "sakti" bagi petani ini dapat digunakan layaknya ATM, sebagai tabungan dan penerimaan bantuan sosial (bansos), untuk menebus pupuk bersubsidi, dan penjualan hasil panen langsung ke Bulog. 

Keuntungan lain dari kepemilikan Kartu Tani adalah kemudahan akses ke lembaga keuangan. Kartu itu digunakan untuk memverifikasi data para petani ketika melakukan pengajuan pinjaman kredit usaha.

Dari sisi peningkatan SDM, Kementerian Pertanian menurunkan tenaga penyuluh hingga ke desa-desa agar para petani mengerjakan ladang dan sawahnya dengan pengetahuan yang memadai, sehingga mampu mencegah potensi gagal panen.

Selanjutnya ada Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan