KABAR DUKA : Prof. Salim Said, Tokoh Pers dan Perfilman Nasional Berpulang !
Budayawan Jaya Suprana (kedua kiri) bersama Pengamat Militer Salim Said (kedua kanan)-FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:Seorang Calon Jamaah Haji Asal Babel Meninggal di Palembang : Jenazah Akan Dipulangkan !
Beliau juga pernah bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Republik Ceko pada 2006–2010 dan menjadi anggota MPR RI pada 1998–1999.
“Prof. Salim Said menunjukkan bahwa wartawan dapat menjadi apa saja untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Beliau adalah contoh nyata bahwa dengan terus belajar dan berintegritas, seorang wartawan bisa mencapai berbagai posisi penting,” tambah Hendry.
Lahir pada tahun 1943, Prof. Salim Said memulai karier jurnalistiknya di Majalah Tempo, di mana beliau dikenal karena tulisannya yang kritis dan berani.
BACA JUGA:Daftar 10 Sekolah Kedinasan di Indonesia yang Banyak Diincar Tamatan SMA dan SMK : Apa Saja ?
BACA JUGA:Apa yang Membuat 10 Kabupaten di Sumatera Selatan Ini Paling Tajir : Simak Penjelasannya !
Beliau kemudian melanjutkan studi ke luar negeri, memperoleh gelar doktor dari Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat.
Setelah kembali ke Indonesia, Prof. Salim Said terus aktif dalam dunia jurnalistik dan akademik.
Buku-bukunya tentang politik, militer, dan media massa menjadi referensi penting bagi banyak orang.
Karya-karyanya termasuk “Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto” serta “Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian”.
Selain sebagai jurnalis dan akademisi, Prof. Salim Said juga dikenal dalam dunia diplomasi.
Pada tahun 2006, ia diangkat sebagai Duta Besar RI untuk Republik Ceko, posisi yang diembannya hingga 2010.
Dalam perannya tersebut, beliau banyak berkontribusi dalam mempererat hubungan antara Indonesia dan Republik Ceko.
Sejak kabar wafatnya tersebar, banyak tokoh masyarakat, akademisi, dan jurnalis menyampaikan ucapan belasungkawa.
"Beliau adalah sosok yang menginspirasi. Keteladanan dan karyanya akan terus menjadi warisan berharga bagi kita semua," kata salah satu rekan sejawatnya.