Berubah atau Punah, Slogan atau Ancaman?

"Berubah atau Punah”, Slogan atau Ancaman?-Foto: Andi F-

Oleh : Andi F*

SEJAK beberapa bulan terakhir, di beberapa sudut unit operasional PTPN I Regional 7, baik di Lampung, Sumsel, maupun di Bengkulu terpampang satu plang berbahan vinil bertulis; “Berubah atau Punah”.

Tulisan besar dengan dua kata utama itu lugas, tegas, dan berisi.

Tak pelak, beberapa pejabat yang bertamu atau sekadar melintas pun berkomentar kagum. Bahkan, seorang petinggi perusahaan memuji kalimat singkat ini di forum besar.

Menarik untuk membahas makna dari kata-kata tersebut, terlebih jika menyandingkan dengan beberapa peristiwa empirik Bangsa Indonesia.

BACA JUGA:Sampai Kapan Warga Jadi Korban ?

BACA JUGA:Aleg Terpilih Harus Mundur saat Ditetapkan Sebagai Cakada

Kalimat padat itu seirama dan sepadan dengan heroika para pejuang kemerdekaan bangsa yang amat kita kenal “Merdeka atau Mati!”.

Ada juga dua kalimat kontradiktif dalam Bahasa Inggris yang kita kenal, yakni “Now or Never”, sekarang atau tidak sama sekali.

Kalimat “Merdeka atau Mati!” lahir ketika para pejuang kemerdekaan Bangsa sedang menyuntikan nilai heroik nasionalisme untuk berani melawan.

Dalam konteks masa, tentu saja slogan itu lahir karena Bangsa Indonesia sedang dalam keadaan terjajah. Kalau meminjam istilah populer saat ini, “dalam keadaan tidak baik-baik saja.”

BACA JUGA:Efek Karakter Pilpres di Pilgub Sumsel 2024

BACA JUGA:UPDATE Banjir Bandang Sumatera Barat : Korban Meninggal Mencapai 43 Orang, 15 Belum Ditemukan !

Menilik makna yang tersirat dalam slogan “Berubah atau Punah” yang sedang trending di PTPN I Regional 7, tak sulitlah menebak bahwa slogan ini lahir karena kita sedang “tidak baik-baik saja”.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan