Kepercayaan Publik ke Polri Masih Rapuh

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi-Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi-
JAKARTA – Pengamat kebijakan publik Haidar Alwi menilai bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi institusi tersebut.
Meskipun Polri dinilai telah melakukan berbagai pembenahan di berbagai lini, citra di mata publik belum sepenuhnya pulih.
Menurut Haidar, secara objektif Polri telah menunjukkan banyak kemajuan, baik dalam penegakan hukum, pelayanan publik, maupun pemanfaatan teknologi di sistem kepolisian.
BACA JUGA:Prabowo Tegas Tolak Kontrak Keluarga Demi Cegah KKN
BACA JUGA:Desak Chairul Tanjung ke PBNU Buntut Kasus Trans7
Namun, ia menilai ada paradoks antara kemajuan nyata yang dicapai dengan persepsi publik yang justru masih negatif.
“Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara realita faktual dan persepsi publik yang sering kali tertinggal,” ujar Haidar di Jakarta, Rabu (16/10).
Pendiri Haidar Alwi Institute itu menjelaskan bahwa banyak masyarakat masih menilai Polri berdasarkan pengalaman masa lalu atau terpengaruh oleh kasus viral yang mencuat di media sosial.
BACA JUGA:Prabowo Tegas Tolak Kontrak Keluarga Demi Cegah KKN
BACA JUGA:Desak Chairul Tanjung ke PBNU Buntut Kasus Trans7
Padahal, menurutnya, di balik sorotan negatif tersebut ada ribuan anggota Polri yang bekerja dengan dedikasi tinggi tanpa mendapat perhatian publik.
Ia menilai bias informasi dan budaya pemberitaan yang cenderung sensasional turut memperlebar kesenjangan antara citra publik dan realita kinerja di lapangan.
Satu kesalahan yang dilakukan oknum anggota, kata Haidar, kerap menutupi berbagai prestasi dan inovasi yang telah dilakukan institusi secara keseluruhan.
BACA JUGA:Kemendagri Ajak Pemda Perluas Inovasi di Luar Sektor Pendidikan dan Kesehatan