Peluang Wisata Ramah Muslim, Sertifikasi Halal hingga Pelestarian Budaya Jadi Fokus Pengembangan Pariwisata

Kemenkum Maluku Utara (Malut) mengemukakan tradisi kabata dutu di Kota Tidore Kepulauan masuk ekspresi budaya tradisional yang dilindungi negara-Foto: ANTARA-

KORANPALPOS.COM - Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, Hariyanto, mendorong para pelaku usaha pariwisata memanfaatkan peluang pariwisata ramah muslim sebagai daya tarik wisata.

“Kalau dari sisi pariwisata peluangnya, jadi kita mendorong industri-industri pariwisata, misalnya hotel, restoran, bagaimana bisa menjadi bagian yang dipilih oleh wisatawan muslim,” kata Hariyanto, dalam acara diskusi pariwisata halal, di BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (25/09/2025).

Hariyanto menyampaikan term pariwisata ramah muslim bagi pelaku usaha dengan menyediakan layanan tambahan agar sesuai kebutuhan wisatawan muslim, seperti disertifikasi halal.

BACA JUGA:Gubernur Sumsel Minta Dinkes Telusuri Pola Masak Program MBG Setelah Kasus Keracunan

BACA JUGA:Kapolri Bentuk Tim Transformasi untuk Perkuat Reformasi Polri

Wisatawan muslim, lanjut dia, sekarang populasinya meningkat dan perjalanan wisatanya juga meningkat semakin besar diprediksikan, salah satu aktivitas yang banyak dicari wisatawan yakni wellness.

Hal ini lantaran gaya hidup sehat kini menjadi tren.

Oleh karena itu, tren ini menjadi peluang bagi industri pariwisata untuk menghadirkan layanan wellness yang ramah muslim, sehingga wisatawan merasa lebih nyaman dan tertarik berkunjung.

BACA JUGA:RUU KUHAP Mendesak Disahkan, Wamenkumham Ingatkan Semua Tahanan Bisa Dibebaskan

BACA JUGA:Badan Siber dan Sandi Negara Dukung Keamanan Siber Ajang MotoGP Indonesia

“Dari industri wellness ini mengtap-in wisatawan muslim misalnya mereka bisa menyediakan ruang ganti khusus wanita gitu ya, atau menyediakan terapis-terapis yang terpisah antara wanita dan laki-laki,” tutur dia.

Hariyanto menekankan lebih lanjut bahwa menjadikan pariwisata halal sebagai prioritas nasional dan regional tidak hanya akan memperkuat aspek budaya dan agama, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan.

Konsep pariwisata ramah muslim ini bukan sekadar menyediakan layanan dasar, tetapi juga menghadirkan fasilitas dan layanan tambahan yang mendukung kebutuhan wisatawan muslim, sehingga mereka tetap merasa nyaman dan tenang dalam menjalankan ibadah selama berlibur.

BACA JUGA:Rekrutmen TNI AD Gratis dan Transparan di TNI Fair 2025

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan