Serangan Burung Pipit Ancam Produksi Padi, Petani Ogan Ilir Lakukan Berbagai Upaya Pengendalian

Petani padi di Ogan Ilir lakukan pengusiran butung pipit-foto:dokumen palpos-
KORANPALPOS.COM – Burung pipit menjadi salah satu hama yang paling meresahkan petani padi.
Burung kecil yang masuk dalam kelas unggas (Aves) ini kerap menyerang malai padi pada fase generatif, tepat saat bulir-bulir mulai terisi.
Serangan dilakukan secara bergerombol dari pagi hingga sore, sehingga dapat menurunkan hasil panen secara signifikan.
BACA JUGA:Prisa Anak di Tanjung Raja Ogan Ilir Putus Sekolah, Kini Dapat Belajar Lagi
Dari segi ekologi, burung pipit memanfaatkan sawah sebagai sumber makanan utama.
Namun, bagi petani, keberadaan burung ini menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai.
Intensitas serangan yang tinggi berpotensi menyebabkan bulir padi menjadi hampa, biji rontok, hingga penurunan kualitas gabah.
BACA JUGA:Pemkab Muba Kebut Hilirisasi Komoditas Kelapa
Oleh karena itu, langkah pengendalian perlu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
Sebagai bentuk antisipasi, monitoring organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan oleh Petugas PPEP POPT, Ego Alpian, S.P. di Desa Harimau Tandang, Kecamatan Pemulutan Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
“Monitoring dilakukan pada hamparan padi seluas 2 hektare dengan umur tanaman 60-85 hari setelah tanam (HST). Varietas yang ditanam Ciherang dan IR 42. OPT yang ditemukan yaitu burung pipit dengan luas serangan 0,25 hektare dan intensitas 3,1%,” ungkap Ego, Senin (22/9).
BACA JUGA:Festival Randik XXI Bakal Digelar di Sungai Lilin, Pemkab Muba Matangkan Persiapan