Tolak Politik Uang ! Pilih Pemimpin Pro Rakyat di Pilkada 2024
Ilustrasi tolak politik uang di Pilkada 2024.-Foto: ANTARA-
Termasuk tolak calon yang mencoba "menyuap" dengan politik uang. "Hal ini sangat tidak benar, walaupun sifatnya memberikan bantuan atau semacamnya tapi niat dibalik itu tidaklah benar," jelas dia.
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan dan Politik (PSKP), Dr. Ade Indra Chaniago, menyebutkan bahwa rendahnya pendidikan politik masyarakat menjadi penyebab suburnya praktik politik uang.
"Jika masyarakat cerdas, politik uang akan sulit berkembang. Pendidikan politik harus menjadi prioritas untuk menciptakan pemilih rasional," katanya.
Menurut Ade, pendidikan politik harus menjadi prioritas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
"Hanya sekitar 10 persen pemilih di Indonesia yang rasional. Sisanya masih didominasi oleh pemilih tradisional. Jika masyarakat cerdas, praktik money politic akan sulit berkembang," tambahnya.
Sementara Tokoh Agama Palembang, KH Masagus Ahmad Fauzan Yayan SQ, menekankan pentingnya memilih pemimpin yang amanah dan adil.
"Dalam Islam, pemimpin dituntut untuk berpihak kepada rakyat kecil dan menghindari praktik curang seperti politik uang," jelasnya.
Ia mengingatkan masyarakat agar memilih berdasarkan hati nurani, bukan karena iming-iming uang.
"Jadi yang kita maksud dengan adil itu, bukan melakukan penindasan tapi memang seorang pemimpin harus berpihak kepada rakyatnya, khususnya rakyat kecil," urainya.
Ketika ada perselisihan, seperti sengketa antara pengusaha dengan buruh maka dalam Islam seorang pemimpin harus berpihak kepada buruh.
"Kita berharap melalui Pilkada, akan melahirkan pemimpin yang berasal dari rakyat," aku dia.
Tapi untuk pendidikan dalam politik masyarakat harus cerdas jangan mau dimanfaatkan untuk suaranya untuk lima tahun dengan cara dibayar dengan nominal tertentu.
Hal ini akan berdampak kepada masyarakat, untuk itu saatnya memilih pemimpin yang betul-betul paham dengan rakyat baik keinginan, kebutuhan dan lainnya yang diinginkan oleh rakyat.
"Kita harus berani menolak praktik politik uang, jangan mau dimanfaatkan dengan dibeli suaranya menggunakan uang," paparnya.
Pilkada tahun ini, sambung dia, masyarakat harus cerdas agar bisa memilih seorang pemimpin yang luar biasa.