Sang juara bertahan menang susah payah 2-1 dari Albania dalam pertandingan pertama Grup B, dihabisi Spanyol 1-0, dan hampir kalah melawan Kroasia kalau tidak berkat gol Mattia Zaccagni beberapa detik sebelum laga berakhir.
Namun yang menarik dari Azzurri adalah konsisten mereka dalam merangkul sepak bola menyerang, yang sebenarnya bukan filosofi mereka.
Spalletti yang tahun lalu sukses membawa Napoli menjuarai Serie A Italia berada di belakang revolusi ini.
Pelatih keras kepala ini pantang menurunkan standar atau dipaksa pragmatis.
Dia tak mau timnya hanya asal menang.
Sebaliknya, harus menang dalam segala hal, termasuk penguasaan bola.
Spalletti yang menggantikan Roberto Mancini menjadi pelatih Italia, dipastikan akan kembali menurunkan formasi menyerang dengan pemain-pemain yang menekankan penguasaan bola.
Spalletti mungkin tak berhasil mengulangi sukses Mancini tiga tahun lalu, tapi dia bisa menjadi pelatih yang membuat Italia stabil berkualitas tinggi, tak seperti era Mancini yang turun naik dari juara Eropa tapi setahun kemudian gagal masuk Piala Dunia 2022.
Baik Spalletti maupun Murat Yakin bakal mengubah susunan sebelas pemain pertamanya, tapi ini lebih karena pemain cedera atau terkena larangan bermain karena akumulasi kartu kuning.
Murat Yakni yang tetap memasang tiga bek tengah dalam formasi 3-4-2-1, akan menukar Silvan Widmer dengan Leonidas Stergiou.
Widmer terkena larangan bermain akibat akumulasi kartu kuning.
Yakin mungkin tergoda menempatkan Zeki Amdouni di ujung tombak serangan, tapi penampilan menawan Breel Embolo membuat Yakin terlalu berat untuk membangku cadangkan Embolo.
Yakin hampir tak mungkin mengusik kapten Granit Xhaka dan Remo Freuler di jangkar permainan Swiss yang membuat tim ini sulit dikalahkan oleh siapa pun.
Yakin juga mustahil mengocak ulang tiga hulubalang pertahan Swiss. Untuk itu, dia kembali memasang Ricardo Rodríguez yang bermain di Liga Italia bersama Torino, dan Fabian Schar-Manuel Akanji, yang menjadi bagian penting dalam cerita bagus di Newcastle United dan Manchester City di Liga Inggris.
Spalletti sendiri dipaksa melakukan perubahan pada skuadnya karena akumulasi kartu kuning yang didapatkan bek tengah Riccardo Calafiori yang begitu penting di barisan pertahanan Italia.
Mengingat pilihannya makin sedikit setelah Francesco Acerbi dan Giorgio Scalvini tak bisa memperkuat tim karena cedera, maka Gianluca Mancini adalah pemain ideal yang menjalankan fungsi yang biasanya dikerjakan Calafiori.