KULINER,KORANPALPOS.COM - Nasi kebuli, hidangan khas Timur Tengah yang melambangkan kekayaan cita rasa dan sejarah panjang, semakin mendapat perhatian di Indonesia.
Meskipun asal-usulnya berasal dari Persia, hidangan ini telah melewati berbagai adaptasi dan variasi, memasuki kehidupan sehari-hari di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kelezatan nasi kebuli dan keragaman versinya telah membuatnya menjadi salah satu hidangan yang dicari dan dinikmati oleh pecinta kuliner di seluruh dunia.
Nasi kebuli memiliki akar yang dalam dalam sejarah kuliner.
BACA JUGA:Tahu Sumedang Hadir di Tol Prabumulih : Sensasi Kuliner yang Menggugah Selera
BACA JUGA:Jajanan Legendaris Es Gabus : Meraih Nostalgia Lewat Sensasi Dingin dan Manis
Awalnya dikenal sebagai "Kabuli Palaw" di Afghanistan dan Persia, hidangan ini masuk ke dunia kuliner India dan kemudian menyebar ke seluruh wilayah Timur Tengah, termasuk Irak, Yaman, dan Arab Saudi.
Pada masa penjajahan, nasi kebuli juga diadaptasi oleh Belanda dan masuk ke Indonesia melalui perantaraan budaya tersebut.
Bahan utama dalam nasi kebuli adalah daging domba, kambing, atau ayam yang dimasak bersama dengan bumbu khas seperti bawang merah, bawang putih, rempah-rempah seperti jintan, cengkeh, kayu manis, dan saffron.
Proses memasaknya pun memakan waktu dan memerlukan keterampilan khusus.
BACA JUGA:Ragam Variasi Nasi Bakar: Dari Tradisional hingga Modern
BACA JUGA:Inovasi Lontong Daun: Transformasi Kuliner Tradisional Indonesia dengan Sentuhan Modern
Daging direndam dalam bumbu khusus, kemudian dimasak dengan cara yang lambat untuk memastikan semua bumbu meresap dengan sempurna ke dalam daging.
Setiap daerah memiliki versi unik nasi kebuli.
Di Indonesia, nasi kebuli seringkali disajikan dengan tambahan kismis, almond, dan kadang-kadang dicampur dengan kacang hijau.