Fluktuasi ini mencerminkan sentimen pasar yang berhati-hati menjelang rilis data inflasi inti AS dan keputusan FOMC yang akan datang.
Ketidakpastian global, termasuk ketegangan perdagangan dan geopolitik, terus mempengaruhi sentimen investor.
Sementara itu, kondisi ekonomi regional juga memberikan dampak terhadap pergerakan rupiah.
Misalnya, kebijakan moneter dan fiskal di negara-negara tetangga, serta kinerja ekonomi utama seperti China, turut berperan dalam menentukan arah nilai tukar rupiah.
Bank Indonesia (BI) terus memantau perkembangan pasar dan siap melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas rupiah.
BI memiliki berbagai instrumen kebijakan moneter yang dapat digunakan untuk meredam volatilitas nilai tukar, termasuk operasi pasar terbuka dan pengaturan suku bunga.
Selain itu, BI juga berupaya meningkatkan cadangan devisa untuk memberikan bantalan yang lebih kuat terhadap tekanan eksternal.
Cadangan devisa yang kuat membantu BI dalam menstabilkan nilai tukar rupiah dan menjaga kepercayaan pasar.
Secara keseluruhan, prospek ekonomi Indonesia tetap positif meskipun menghadapi tantangan eksternal.
Fundamental ekonomi yang kuat, termasuk pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi yang terkendali, dan defisit fiskal yang terjaga, memberikan dasar yang solid untuk menghadapi tekanan eksternal.
Namun, pemerintah dan otoritas moneter perlu terus waspada dan responsif terhadap perkembangan global yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi.
Langkah-langkah kebijakan yang tepat dan koordinasi yang baik antara berbagai lembaga terkait akan menjadi kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan tetap berada di bawah tekanan menjelang rilis data inflasi inti AS pada Mei 2024 dan pertemuan FOMC Juni 2024.
Meskipun ada harapan bahwa inflasi inti AS akan menurun, ketidakpastian terkait kebijakan moneter The Fed dan kondisi ekonomi global terus mempengaruhi sentimen pasar.
Aliran dana asing yang keluar dan permintaan dolar AS yang meningkat untuk pembayaran dividen juga turut menambah tekanan terhadap rupiah.
Dalam jangka pendek, pergerakan rupiah diperkirakan akan berada dalam kisaran yang terbatas, mencerminkan kehati-hatian investor menjelang perkembangan penting dari AS.