Tim SAR gabungan terdiri dari BPBD OKU, TNI, dan Polri.
Mereka bekerja keras menyusuri Sungai Ogan menggunakan dua perahu karet milik BPBD OKU.
Arus sungai yang deras menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi tim dalam proses pencarian.
Keamanan petugas sangat diperhatikan sehingga pencarian dilakukan dengan ekstra hati-hati.
Pencarian terpaksa dihentikan setiap malam dan dilanjutkan keesokan harinya demi menjaga keselamatan seluruh anggota tim.
"Kami harus menghentikan pencarian saat malam hari karena kondisi yang tidak memungkinkan. Arus sungai yang deras dan minimnya penerangan membuat pencarian di malam hari sangat berbahaya," jelas Januar Efendi.
Tim berupaya semaksimal mungkin dengan memanfaatkan setiap waktu yang ada di siang hari untuk melanjutkan pencarian.
Setelah tiga hari pencarian yang intensif, akhirnya jasad Nuryanto ditemukan pada Selasa, sekitar pukul 16.00 WIB.
Lokasi penemuan jasad berada beberapa ratus meter dari tempat ia dilaporkan tenggelam.
Evakuasi jasad dilakukan dengan penuh kehati-hatian, mengingat kondisi sungai yang tetap deras dan berbahaya.
Jasad Nuryanto kemudian dibawa ke RSUD Ibnu Sutowo Baturaja untuk pemeriksaan lebih lanjut. Proses evakuasi ini juga disaksikan oleh warga sekitar yang ikut prihatin atas tragedi yang menimpa korban.
Kejadian ini menimbulkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang merasa kehilangan.
Banyak warga yang turut membantu dalam proses pencarian dan memberikan dukungan kepada tim SAR.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan saat berada di lingkungan yang berpotensi berbahaya seperti sungai dengan arus yang deras.