Desa Pangkul merupakan salah satu dari 19 desa yang termasuk dalam wilayah Kota Prabumulih.
Desa ini menjadi bagian dari Kecamatan Cambai dan memainkan peran penting dalam sejarah dan perkembangan wilayah ini.
Menurut cerita dari mantan Kepala Desa Pangkul dan Pemangku Adat Desa Pangkul, sejarah desa ini berkaitan erat dengan seorang janda bernama Tuan Ratu Pasir Putih dari Palembang dan putranya, Syekh Syailillah.
Mereka membangun rumah di lokasi yang sekarang menjadi balai desa Pangkul.
Rumah mereka beratapkan bambu yang panjangnya satu meter, dan atap rumah ini disebut Pangkul atau Pangkul Diwa (Pangkul Dewa).
Dari sinilah nama Desa Pangkul berasal.
Salah satu cerita menarik dari sejarah Desa Pangkul adalah legenda Syekh Syailillah dan Si Pahit Lidah.
Syekh Syailillah, yang dikenal sebagai puyang Desa Pangkul, pernah diundang oleh Tuan Adi Putih dari Desa Lembak untuk menghadapi ancaman dari Si Pahit Lidah, seorang tokoh sakti yang ditakuti.
Syekh Syailillah menyarankan Tuan Adi Putih untuk memasak nasi sampai berkerak di kawah besar dan menggantung kerak nasi tersebut di pohon.
Ketika Si Pahit Lidah datang, ia ditantang oleh Syekh Syailillah untuk menebak apa yang tergantung di pohon itu.
Si Pahit Lidah, yang mengira itu adalah madu, ternyata salah.
Syekh Syailillah mengungkap bahwa itu adalah kerak nasi, yang hampir berubah menjadi madu.
Kesaktian Syekh Syailillah membuat Si Pahit Lidah mengakui bahwa ada orang yang lebih sakti darinya di wilayah Belide.
Kuburan Syekh Syailillah kini dikeramatkan oleh penduduk Desa Pangkul.
Lokasi keramat ini terletak dekat Sungai Batang Hari dan dekat dengan pemakaman umum desa.
Desa Pangkul merupakan bagian dari suku Belide, sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa Belide.