Mengubah Air Selokan Menjadi Bersih: Inovasi dan Dedikasi Warga Surabaya

Kamis 16 May 2024 - 07:42 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

Setelah air selokan diurai oleh bakteri-bakteri tersebut, air dialirkan ke bak dan dibiarkan mengendap untuk memisahkan lumpur maupun pasir.

Hasil endapan kemudian dialirkan melalui pipa dan masuk ke bak ekualisasi, tempat pencampuran seluruh air limbah dari berbagai bak.

Saat ini, bak yang telah dijernihkan sudah diisi oleh ikan nila yang dikembangbiakkan untuk dijual atau dikonsumsi sendiri oleh warga.

Budi daya ikan tersebut juga sebagai indikator air hasil olahan sudah bersih. Jika ikan tersebut baik-baik saja, maka bisa dikatakan air sudah bersih.

IPAL KIP tersebut dibuat pada Juli dan selesai pada Agustus 2023, bertepatan dengan puncak musim kemarau yang telah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Pemerintah setempat, melalui kelurahan dan kecamatan, mendukung pembuatan IPAL tersebut agar kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh seluruh warga.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya juga mengapresiasi pembuatan IPAL hasil swadaya masyarakat ini karena turut membantu dalam pelestarian lingkungan, terutama air.

DLH memandang, jika air olahan IPAL tersebut bisa digunakan untuk hewan, dalam hal ini ikan, maka kualitasnya bisa dikatakan normal.

Namun, untuk dijadikan layak konsumsi manusia, masih butuh proses tambahan dan penelitian lebih mendalam.

Bagi Aktis, melimpahnya air di negeri ini belum semua orang sadar akan manfaat dan cara mengolahnya.

Air sangat penting bagi kemakmuran masyarakat, karena semuanya membutuhkan air untuk kehidupan sehari-hari.

Apabila kebutuhan air tidak dikelola dengan baik, maka manfaatnya tidak akan maksimal.

Mengutip World Resource Indonesia (WRI), Indonesia sedang mengalami ancaman besar kekurangan air bersih pada tahun 2040, dan Bappenas memprediksi akan terjadi kelangkaan air bersih di pulau-pulau besar di Indonesia (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara).

Untuk mengurangi kelangkaan air bersih, salah satu caranya adalah dengan membuat IPAL, yang bisa mengubah air limbah rumah tangga menjadi air yang layak digunakan kembali.

Selain itu, masyarakat perlu menghemat air, menanam pohon atau melakukan reboisasi, serta membuat penampungan air hujan yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga.

Berawal dari kecintaannya pada lingkungan, Aktis, seorang bapak beranak tiga, mengawalinya dengan belajar secara autodidak untuk mengelola air selokan menjadi lebih berguna.

Kategori :