Kepolisian sedang berupaya mendalami motif di balik penggunaan narkotika oleh kedua figur publik tersebut.
"Masih pendalaman," kata Panjiyoga.
Kasus ini telah mengejutkan banyak pihak, mengingat kedua artis ini memiliki reputasi yang cukup baik di industri hiburan.
Publik menanti hasil penyelidikan lebih lanjut dari pihak berwenang untuk mengetahui detail lebih lanjut tentang kasus ini dan apakah ada faktor-faktor lain yang memengaruhi keterlibatan mereka dalam penyalahgunaan narkotika.
BACA JUGA:Warga Muratara Apresiasi dan Dukungan Penuh Proses Hukum Oknum Camat Nibung yang Terjerat Narkoba !
BACA JUGA:Muratara Mendadak Gempar, Oknum Camat Bersama Staf Digerebek Polisi Kasus Narkoba !
Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Mukti Juharsa mengatakan dalam setiap pengungkapan kasus narkoba pihaknya didukung oleh data intelijen.
“Kinerja intelijen tidak diragukan lagi. Kami bersama-sama jajaran intelijen terus bersinergi dalam mencegah peredaran gelap narkoba,” kata Mukti dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Jenderal polisi bintang satu itu menyebut beberapa pengungkapan terkait keberadaan pabrik narkoba di sejumlah wilayah juga terendus dari kerja intelijen.
“Cuma bedanya, kerja intelijen ini tidak bisa dipublikasikan. Jadi setiap ada pengungkapan, kami yang menyampaikan,” katanya.
Sepanjang 2024, Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri mengungkap sejumlah pabrik narkoba di wilayah Indonesia, seperti pada bulan April digerebek sebuah pabrik narkoba memproduksi 'happy water' di Semarang, Jawa Tengah, kemudian pabrik narkoba memproduksi ekstasi milik jaringan Fredy Pratama di perumahan Sunter, Jakarta Utara.
Kemudian akhir April 2024, Polda Metro Jaya menggerebek pabrik narkoba jenis tembakau sintetis di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dan terakhir di awal bulan Mei, pabrik narkoba jenis sabu dan ekstasi di sebuah vila di kawasan Bali yang melibatkan tiga warga negara asing.
“Kami joint investigation dengan intelijen, pengungkapan keberadaan pabrik-pabrik itu dari intelijen,” kata Mukti.
Selain dengan intelijen, kata dia, Dittipidnarkoba Bareskrim Polri juga bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait, salah satunya Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan.
Seperti penggerebekan pabrik narkoba milik jaringan Fredy Pratama di Sunter, Jakarta Utara, berkat ketelitian petugas Bea Cukai di Bandar Soekarno Hatta yang memeriksa barang-barang kiriman dari luar yang mencurigakan, salah satunya bahan baku untuk narkoba.