KESEHATAN - Dalam bulan suci Ramadhan, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan menunda lapar dan haus selama berpuasa, tetapi juga perlu memperhatikan kesehatan lambung.
Dokter spesialis Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, dr. Muhammad Firhat Idrus, SpPD, K-GEH, memberikan pandangan terkait pengaruh puasa terhadap masalah lambung, seperti maag atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Menurut Dr. Firhat, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa melaksanakan ibadah puasa dapat mengurangi keparahan gejala maag atau GERD.
BACA JUGA:Menjaga Kesehatan Tubuh saat Berpuasa : Pentingnya Mengatur Waktu dan Intensitas Olahraga
BACA JUGA:Ibu Hamil yang Berpuasa Disarankan untuk Mengontrol Asupan Gula
Hal ini dikarenakan pola makan yang teratur di jam yang sama setiap harinya selama bulan puasa.
"Mungkin yang seringkali tercetus maagnya adalah saat awal puasa yang tadinya makan tiga kali sehari jadi dua kali sehari, tapi setelah itu gejalanya malah akan mengalami perbaikan," ujar Dr. Firhat dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta.
Firhat menjelaskan bahwa puasa memaksa seseorang untuk makan secara teratur di jam yang sama, yaitu saat buka puasa dan sahur.
Pola makan ini dapat memperbaiki gejala maag atau GERD yang sering muncul di masyarakat.
BACA JUGA:Bingung Mau Makan Apa? Ini Rekomendasi Menu Diet Sahur Agar Tak Mudah Ngantuk
BACA JUGA:Hindari Minuman dengan Pemanis Buatan : Pemicu Detak Jantung Tidak Teratur ?
Dispepsia atau maag memiliki gejala khas seperti rasa tidak nyaman, mual, nyeri, muntah, kembung, dan cepat kenyang.
Salah satu komplikasi yang mungkin timbul adalah GERD, di mana asam lambung naik ke kerongkongan.
Dengan pola makan yang teratur, asam lambung akan keluar dari lambung di jam yang tepat dengan asupan makanan yang cukup sehingga tidak menyebabkan nyeri atau rasa tidak nyaman.
BACA JUGA:Orang Tua Wajib Tahu ! Begini Cara Mendeteksi Anak Stunting, Apa yang Harus Dilakukan ?