Whoosh di Persimpangan : Cepat di Rel, Berat di Neraca !

Sabtu 18 Oct 2025 - 18:49 WIB
Reporter : Echi
Editor : Dahlia

Dengan konektivitas yang kuat, Whoosh tidak hanya menjadi moda cepat antarkota, tetapi menjadi tulang punggung integrasi transportasi nasional.

Akhirnya, penyelesaian beban utang Whoosh harus didorong oleh transparansi fiskal dan disiplin tata kelola.

Kajian Asian Development Bank (2023) menegaskan bahwa Public-Private Partnership (PPP) yang sukses selalu ditandai oleh keterbukaan data proyek, pemisahan aset dan utang melalui Special Purpose Vehicle (SPV), serta evaluasi berkala terhadap kinerja finansial.

Pemerintah Indonesia dapat menempuh pola serupa, memastikan Whoosh tidak sekadar bertahan, tapi juga menjadi motor integrasi ekonomi Jakarta–Bandung.

Kini, Whoosh terus beroperasi, membawa ribuan penumpang setiap hari.

Ia memang menjadi kebanggaan baru, wajah modern transportasi Indonesia, dan penanda kemajuan teknologi.

Namun di balik kecepatannya, proyek ini mengingatkan kita bahwa kemajuan fisik tidak bisa dipisahkan dari kehati-hatian fiskal.

Utang bukanlah suatu kesalahan dalam bisnis atau program pemerintah, selama dikelola dengan baik dan menghasilkan manfaat jangka panjang yang nyata.

Tetapi ketika utang menjadi lebih cepat membengkak daripada kemampuan proyek menghasilkan pendapatan, maka di situlah bahaya mulai mengintai.

Pemerintah dan publik harus sama-sama menyadari bahwa setiap kilometer rel yang dibangun membawa tanggung jawab keuangan yang panjang.

Tantangannya, kini bukan lagi sekadar mengoperasikan Whoosh, melainkan memastikan bahwa kecepatan teknologi sejalan dengan ketepatan tata kelola.

Karena pada akhirnya, keberhasilan Whoosh tidak hanya diukur dari seberapa cepat ia melaju, tetapi seberapa bijak bangsa ini mengelola konsekuensi yang mengiringinya.

*)Penulis : Dr. M. Lucky Akbar, Kepala Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan Jambi, Kementerian Keuangan

Kategori :