Menumbuhkan Kecintaan Batik Pekalongan di Kalangan Generasi Muda

Sabtu 04 Oct 2025 - 14:03 WIB
Reporter : Echi
Editor : Dahlia

Sekretaris Daerah Kota Pekalongan Nur Priyantomo mengatakan di era digital, sudah saatnya para pelaku batik memasarkan produk batik melalui daring (online).

"Sekarang pemasaran batik sudah bergeser dari transaksi tradisional menjadi digital marketing. Saya pastikan para UMKM batik masih eksis dan terus bertambah," katanya.

Batik Pekalongan kini juga semakin diminati oleh masyarakat mancanegara, seperti Italia (Eropa) dan Dubai (Timur Tengah).

Isu perubahan iklim menjadi hal yang penting, sehingga masyarakat mancanegara lebih mencintai warna alam.

Oleh karena itu, kita yakin generasi muda siap untuk menggantikan pelaku batik yang sudah berusia tua.

Sumber daya manusia untuk membatik memang asli dari Pekalongan.

Pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya tak benda adalah hasil dari usaha panjang untuk melestarikan dan mempromosikan batik di dunia internasional.

Proses ini dimulai oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah Indonesia, perajin batik, dan masyarakat yang secara konsisten menjaga tradisi membatik.

UNESCO memberikan pengakuan tersebut dengan alasan bahwa batik merupakan teknik pewarnaan kain yang unik di mana proses pembuatannya memadukan seni, kerajinan, dan kearifan lokal.

Selain itu, batik juga dianggap memiliki nilai filosofis yang mendalam, mencerminkan pandangan hidup masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, dalam peringatan Hari Batik Nasional 2025, bukan  sekadar mengenang pengakuan UNESCO, tetapi juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya melestarikan batik sebagai warisan budaya.

Ada ungkapan, keberadaan Batik Pekalongan jangan sampai "paten obor (padam api)" karena pengakuan UNESCO pada akhir September 2009 terhadap batik sebagai warisan budaya tak benda diinisiasi dari pemerhati batik Pekalongan yang didukung oleh daerah lain.

Saat ini, Museum Batik Pekalongan masih menyimpan sekitar 1.300 koleksi yang berasal dari sumbangan pecinta batik.

Ada dua koleksi batik kelompok besar, yaitu Pedalaman yang memfokuskan batik motif kraton, seperti Solo dan Yogyakarta yang memiliki motif Sogan, kawung, parang, dan Truntum.

Sementara batik pesisiran, dengan motif-motif batik berasal dari pesisir utara dan selatan yang memiliki ciri khas beragam warna yang lebih semarak.

Motif batik pesisir ini, seperti berasal dari Pekalongan, Cirebon, Lasem, Madura, bahkan sampai Sumatera.

Kategori :