Setelah itu, tumisan pepaya dimasukkan ke dalam adonan pempek yang dibentuk mirip kantong kecil.
Pempek pistel kemudian direbus hingga matang lalu bisa digoreng kembali sebelum disajikan untuk mendapatkan tekstur renyah di luar.
Saat disantap, pempek pistel biasanya dinikmati dengan kuah cuko khas Palembang yang asam, pedas dan manis.
BACA JUGA:Ayam Kecap Praktis Ala Rumahan, Rahasia Gurih dari Margarin
BACA JUGA:Macam-Macam Pie Buah, Kudapan Manis yang Segar dan Menggugah Selera
Perpaduan rasa gurih pedas dari isian pepaya dengan segarnya cuko menciptakan sensasi berbeda di lidah.
Meskipun tidak sepopuler jenis pempek lain, pempek pistel masih bisa ditemukan di beberapa warung pempek tradisional di Palembang.
Beberapa penjual bahkan menganggap pempek pistel sebagai sajian “spesial” yang tidak dijual setiap hari karena proses pembuatannya lebih rumit dibandingkan pempek biasa.
Bagi masyarakat Palembang, pempek pistel bukan sekadar makanan tetapi juga simbol kekayaan kuliner daerah.
BACA JUGA:Macam-Macam Jenis Peyek, Camilan Renyah yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Es Mochi, Camilan Manis dari Jepang dengan Beragam Varian Rasa
Keunikan isian pepaya muda menjadikan pempek ini berbeda dari jenis jajanan nusantara lainnya.
Belakangan, sejumlah pelaku usaha kuliner mencoba memperkenalkan kembali pempek pistel melalui media sosial dan penjualan daring sehingga generasi muda bisa mengenal dan melestarikan kuliner khas ini.
Pempek pistel adalah bukti bahwa kreativitas masyarakat lokal mampu melahirkan sajian istimewa dengan bahan sederhana.
Dengan kombinasi adonan ikan segar dan isian pepaya muda yang gurih pedas manis, pempek pistel menghadirkan pengalaman kuliner yang unik bagi siapa saja yang mencobanya.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Palembang mencicipi pempek pistel bisa menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan sekaligus mengenal lebih dalam warisan kuliner Nusantara yang kaya dan beragam.*