Sebagaimana diketahui, inflasi di Indonesia seringkali didorong oleh naik turunnya harga cabai, bawang, beras, dan minyak goreng.
Dengan tren penurunan harga pada pertengahan Agustus 2025 ini, diharapkan dapat meredam tekanan inflasi, menjaga daya beli masyarakat, serta menekan potensi gejolak sosial akibat harga pangan.
Bapanas menegaskan pihaknya akan terus memantau harga pangan secara harian melalui Panel Harga Pangan.
Pemantauan ini dilakukan dengan bekerja sama bersama dinas ketahanan pangan di daerah serta pedagang di pasar tradisional.
Selain pemantauan, Bapanas juga menggandeng Bulog dan pelaku usaha distribusi untuk memastikan pasokan pangan strategis tetap tersedia di pasar dengan harga yang wajar.
Program intervensi seperti Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) untuk beras, serta operasi pasar cabai dan bawang, dinilai cukup efektif dalam meredam lonjakan harga yang kerap terjadi akibat fluktuasi pasokan.
Meski tren harga pangan menunjukkan penurunan, Bapanas mengingatkan adanya potensi risiko dari faktor eksternal, seperti cuaca ekstrem, kenaikan harga pupuk, serta biaya distribusi yang masih relatif tinggi di beberapa daerah.
Oleh karena itu, Bapanas bersama kementerian terkait akan terus memperkuat sinergi dalam menjaga ketahanan pangan, mulai dari hulu hingga hilir, agar harga tetap terkendali dan stabilitas pangan nasional terjamin.
Turunnya harga cabai rawit merah ke Rp41.587/kg dan bawang merah ke Rp44.815/kg menjadi kabar baik bagi masyarakat.
Ditambah dengan penurunan beras, minyak goreng, daging, hingga gula, tren ini diharapkan bisa terus berlanjut dalam beberapa pekan ke depan.
Dengan langkah pengendalian harga yang dilakukan Bapanas dan dukungan seluruh pemangku kepentingan, stabilitas pangan di Indonesia diharapkan tetap terjaga, sehingga masyarakat dapat menikmati harga yang lebih terjangkau tanpa harus khawatir pada fluktuasi berlebihan.