Beberapa jenis cireng modern yang populer antara lain:
Cireng isi keju – cocok untuk pencinta camilan manis-gurih.
Cireng ayam pedas – menghadirkan sensasi gurih dan pedas dalam satu gigitan.
Cireng bumbu rujak – inovasi khas Bandung yang memadukan cireng goreng dengan sambal manis pedas.
Cireng mini – versi kecil yang mudah disantap di mana saja.
Tak hanya itu, beberapa pedagang bahkan memanfaatkan kemasan menarik dan branding modern untuk memasarkan cireng secara online, menjadikannya camilan favorit anak muda di kota-kota besar.
Meskipun cireng dikenal sebagai camilan gorengan, makanan ini memiliki beberapa manfaat jika dikonsumsi dalam jumlah wajar.
Tepung tapioka sebagai bahan utama cireng mengandung karbohidrat yang bisa menjadi sumber energi cepat.
“Tentunya, cireng tetap harus dikonsumsi secara seimbang agar tidak berlebihan dalam asupan kalori,” kata dr. Indra, ahli gizi dari Universitas Padjadjaran.
Selain itu, cireng yang diolah dengan bahan tambahan sehat seperti sayuran atau daging dapat menambah nilai gizi. Inovasi cireng isi wortel, bayam, atau ayam cincang kini semakin populer di kalangan konsumen yang peduli kesehatan.
Popularitas cireng juga membuka peluang bisnis bagi pelaku UMKM.
Di Bandung dan sekitarnya, banyak pedagang kaki lima maupun usaha kecil menengah yang berhasil meraup untung dari bisnis cireng.
Harga jual cireng pun bervariasi, mulai dari Rp2.000 hingga Rp15.000 per porsi, tergantung ukuran dan isiannya.
Dengan strategi pemasaran yang tepat, beberapa produsen cireng kini bahkan menembus pasar nasional.
Penjualan online melalui platform e-commerce dan media sosial membuat cireng bisa dikirim ke luar kota tanpa mengurangi rasa kenyal dan gurihnya.
Bagi yang ingin mencoba membuat cireng sendiri di rumah, bahan-bahannya cukup sederhana: tepung tapioka, air, garam, dan bumbu sesuai selera.