Apabila berhasil diproduksi massal dan diterima pasar, Indigenous Indonesia Car (I2C) bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru
. Efek berganda (multiplier effect) dari industri otomotif sangat besar karena menyangkut:
Industri baja dan logam ringan
Industri elektronik dan perangkat lunak kendaraan
Industri perakitan dan manufaktur komponen
Sektor logistik dan distribusi
Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja otomotif
Selain itu, mobil nasional juga bisa menjadi alat diplomasi industri di kawasan ASEAN.
Jika Indonesia mampu mengekspor I2C ke negara tetangga, maka posisi Indonesia sebagai kekuatan industri otomotif regional akan semakin kuat.
Mimpi Mobil Nasional yang Makin Nyata
Dengan hadirnya Indigenous Indonesia Car (I2C) yang akan diperkenalkan dalam bentuk clay model di GIIAS 2025, harapan terhadap lahirnya mobil nasional Indonesia kembali menyala.
Tidak lagi hanya menjadi cerita nostalgia masa lalu, I2C membawa angin segar bahwa Indonesia bisa memiliki kendaraan buatan sendiri, dengan standar global dan semangat lokal.
Kolaborasi strategis antara TMI, Fincantieri, dan Italdesign menunjukkan bahwa mimpi besar bisa tercapai jika dilakukan dengan perencanaan matang, mitra yang tepat, dan visi jangka panjang.
Kini, publik tinggal menanti langkah selanjutnya: dari clay model menuju prototype, dari prototype ke produksi massal, dan dari produksi ke jalanan Indonesia.