Namun, perlu diingat bahwa konsumsi es teler sebaiknya tidak berlebihan, terutama jika mengandung gula berlebih.
Mengganti susu kental manis dengan versi rendah gula bisa menjadi pilihan lebih sehat.
Tingginya minat masyarakat terhadap es teler menjadikan minuman ini peluang bisnis yang menjanjikan.
Banyak pelaku UMKM hingga franchise besar menjadikan es teler sebagai produk andalan. Biaya produksi yang relatif murah dan bahan baku yang mudah didapat menjadi keunggulan tersendiri.
Dalam era digital, penjualan es teler juga sudah merambah ke platform online seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood.
Inovasi kemasan juga dilakukan agar es teler tetap segar sampai ke tangan pelanggan.
“Saya dari kecil suka es teler. Sekarang, anak saya juga ikut suka. Rasanya enggak pernah berubah,” ujar Sari (35), warga Jakarta Timur.
Sementara itu, Andi (27), seorang food blogger dari Bandung mengatakan bahwa es teler bisa bersaing dengan minuman kekinian asal terus dikemas secara menarik. “Kalau tampilannya menarik dan tetap mempertahankan rasa khasnya, es teler bisa jadi tren lagi,” ujarnya.
Setiap tahun, dalam berbagai festival kuliner Nusantara, es teler selalu mendapat tempat istimewa.
Di ajang “Festival Jajanan Bango” maupun “Jakarta Fair”, es teler selalu hadir sebagai daya tarik yang mengundang antrean panjang.
Es teler bukan sekadar minuman pencuci mulut, tetapi juga simbol kekayaan rasa dan budaya kuliner Indonesia.
Di tengah gempuran minuman modern, es teler tetap menunjukkan eksistensinya sebagai minuman lokal yang dicintai.
Dengan potensi rasa, sejarah yang kuat, serta peluang bisnis yang menjanjikan, es teler layak dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari identitas kuliner Indonesia.