Mobil ini sukses menarik minat masyarakat urban, terutama generasi muda, dengan desain retro-modern, konsumsi listrik rendah, serta harga mulai dari Rp 317 juta (OTR Jakarta).
Binguo EV mengusung baterai 31,9 kWh dengan daya tempuh sekitar 333 km. Fitur-fiturnya juga cukup lengkap seperti head unit layar sentuh, digital cluster, rem cakram di semua roda, serta berbagai fitur keselamatan dasar.
Namun, meski cukup sukses, Binguo EV juga punya celah.
Salah satunya adalah ekosistem pengisian daya yang masih terbatas serta performa yang tergolong biasa saja, khususnya dalam hal akselerasi dan handling.
Strategi BYD: Siap Menyerbu dari Semua Segmen
Kehadiran Atto 1 juga menunjukkan strategi BYD dalam menguasai semua lini pasar EV di Indonesia.
Setelah memulai dengan segmen menengah lewat Atto 3 dan Dolphin, Atto 1 akan menjadi tulang punggung untuk volume penjualan tinggi di segmen entry-level.
Apalagi BYD kini juga tengah menjalin kerja sama dengan berbagai mitra lokal untuk pengembangan ekosistem charging, penyediaan spare part, hingga kemungkinan perakitan lokal di masa mendatang.
Potensi Sukses Atto 1 di Indonesia
Ada beberapa faktor yang mendukung Atto 1 bisa sukses besar:
Harga Kompetitif – Jika berhasil menekan harga di kisaran Rp 300 jutaan, Atto 1 akan menjadi alternatif menarik bagi mereka yang mencari EV modern, stylish, tapi tetap terjangkau.
Teknologi Mutakhir – Dengan platform e-Platform 3.0, BYD Atto 1 bisa menjadi salah satu city car listrik tercanggih di kelasnya.
Jaringan Listrik Meningkat – Dukungan infrastruktur charging dari PLN, Shell Recharge, dan lainnya semakin mempercepat adopsi mobil listrik kecil.
Namun tantangan tetap ada, terutama dari persepsi merek BYD yang masih perlu dibangun lebih kuat di Indonesia dibanding Wuling yang sudah lebih dahulu akrab di masyarakat.
Pertarungan Sengit City Car Listrik Dimulai
BYD Atto 1 bukan sekadar tambahan produk. Ini adalah simbol keseriusan BYD untuk meraih hati konsumen Indonesia dari segala lapisan.