Pemangkasan suku bunga oleh The Fed cenderung berdampak positif terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Pasalnya, suku bunga yang lebih rendah membuat dolar AS kurang menarik bagi investor, sehingga mendorong mereka untuk mengalihkan aset ke instrumen investasi di negara lain dengan imbal hasil yang lebih tinggi.
Selain faktor eksternal dari AS, rupiah juga mendapatkan dukungan dari sentimen domestik.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 16 Desember 2024 : Melemah 16 Poin Menjadi Rp16.025
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 3 Desember 2024 : Melemah 34 Poin Menjadi Rp15.940 per Dolar AS
Para pelaku pasar sedang menantikan rilis data perdagangan Indonesia untuk bulan Januari yang dijadwalkan akan diumumkan siang ini.
Berdasarkan perkiraan, neraca perdagangan Indonesia akan mencatatkan surplus sebesar 2 miliar dolar AS.
Jika prediksi ini terealisasi, maka hal tersebut akan memberikan tambahan tenaga bagi rupiah untuk tetap berada dalam tren penguatan.
Surplus perdagangan menjadi salah satu indikator penting yang mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.
Kelebihan ekspor dibandingkan impor menunjukkan bahwa Indonesia masih mampu menghasilkan devisa yang cukup untuk menopang nilai tukar rupiah.
Dengan semakin besarnya cadangan devisa, Bank Indonesia memiliki lebih banyak ruang untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di pasar.
Berdasarkan berbagai faktor yang ada, Lukman memprediksi bahwa kurs rupiah kemungkinan akan bergerak dalam kisaran Rp16.150 hingga Rp16.300 per dolar AS dalam waktu dekat.
Meskipun saat ini rupiah sedang dalam tren penguatan, ia tetap mengingatkan adanya risiko fluktuasi yang dapat muncul dari berbagai faktor global dan domestik.
Salah satu risiko utama adalah potensi perubahan kebijakan dari The Fed.
Jika bank sentral AS memutuskan untuk menunda pemangkasan suku bunga atau bahkan memberikan sinyal hawkish dalam rapat berikutnya, maka dolar AS bisa kembali menguat dan menekan nilai tukar rupiah.
Selain itu, faktor geopolitik global, seperti ketegangan di Timur Tengah atau konflik perdagangan antara negara-negara besar, juga dapat mempengaruhi pergerakan mata uang.