Beberapa warga yang tidak sabar menunggu pasokan resmi bahkan rela membeli dari pihak tak resmi dengan harga lebih tinggi.
Siti, seorang ibu rumah tangga di kawasan Pagaralam Barat, mengungkapkan kekesalannya.
“Kalau biasanya saya beli gas melon Rp18.000, sekarang harganya sudah Rp25.000. Itu pun harus antre panjang. Kami yang ekonominya pas-pasan benar-benar kesulitan,” keluhnya.
BACA JUGA:Rutan Kelas IIB Prabumulih Gelar Penyerahan Bansos untuk Dukung Ketahanan Pangan Nasional
BACA JUGA:Perayaan Natal di Prabumulih Berjalan Aman dan Kondusif : Ini Kata Kapolres!
Kelangkaan ini memaksa warga menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengantre gas melon di bawah terik matahari.
Situasi ini sangat memprihatinkan, terutama bagi mereka yang bekerja harian dan memiliki tanggung jawab rumah tangga.
“Bayangkan saja, saya sampai tiga jam antre dan itu pun belum tentu dapat. Kalau seperti ini terus, bagaimana kami mau memasak untuk keluarga?” ujar Ratno, salah satu warga yang terlihat mengantre di sebuah kios di kawasan Dempo Tengah.
Warga Pagaralam berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi kelangkaan ini.
Mereka meminta agar pasokan gas melon ditambah, terutama menjelang akhir tahun, di mana kebutuhan rumah tangga meningkat.
Selain itu, warga juga menginginkan pengawasan lebih ketat terhadap distribusi agar tidak terjadi praktik penimbunan oleh oknum tertentu.
“Gas melon adalah kebutuhan pokok bagi kami yang hidup sederhana. Kalau pemerintah tidak bertindak, ini akan menjadi masalah besar, karena banyak warga yang tidak bisa memasak,” kata Ningsih, warga lainnya.
Ia juga mengungkapkan kekhawatiran akan kondisi ini jika terus berlarut-larut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang, baik pemerintah daerah maupun agen penyalur, mengenai penyebab pasti pengurangan pasokan gas melon di Pagaralam.
Namun, menurut sumber tidak resmi, penurunan pasokan mungkin terkait dengan distribusi yang tidak merata di tingkat regional.
Ada pula dugaan bahwa pasokan diutamakan untuk wilayah tertentu, sehingga Pagaralam mengalami imbasnya.