Selain itu, harga tepung terigu curah turun 4,34 persen atau Rp440, menjadi Rp9.690 per kg.
Penurunan juga terjadi pada tepung terigu non-curah yang turun 0,84 persen atau Rp110, menjadi Rp12.970 per kg.
Tren penurunan ini memberikan kabar baik bagi industri makanan kecil dan rumah tangga yang menggunakan tepung sebagai bahan baku utama.
Beberapa komoditas lain seperti kedelai biji kering (impor) mengalami penurunan sebesar 3,47 persen atau Rp360, menjadi Rp10.020 per kg.
Gula konsumsi juga turun 0,44 persen atau Rp80, menjadi Rp17.910 per kg. Penurunan harga ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk menghemat pengeluaran.
Sebaliknya, harga jagung di tingkat peternak naik signifikan hingga 40,33 persen atau Rp2.440, menjadi Rp8.490 per kg.
Kenaikan ini kemungkinan dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dari industri pakan ternak.
Untuk komoditas ikan, harga ikan kembung naik 1,30 persen atau Rp490 menjadi Rp38.300 per kg.
Sementara ikan tongkol naik 2,67 persen atau Rp850 menjadi Rp32.690 per kg.
Namun, harga ikan bandeng justru turun tipis 0,06 persen atau Rp20, menjadi Rp33.490 per kg.
Harga garam halus beryodium juga tercatat turun 0,84 persen atau Rp110, menjadi Rp12.970 per kg.
Fluktuasi harga pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti cuaca, distribusi, dan permintaan musiman.
Menjelang Natal dan Tahun Baru, permintaan untuk berbagai komoditas cenderung meningkat, terutama untuk daging, telur, dan sayuran.
Di sisi lain, pasokan yang stabil untuk komoditas seperti beras, minyak goreng, dan gula berhasil menjaga harga tetap terkendali.
Pemerintah melalui Bapanas dan instansi terkait terus memantau pergerakan harga dan memastikan ketersediaan pasokan di seluruh wilayah Indonesia.
Langkah-langkah ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan masyarakat selama libur akhir tahun terpenuhi tanpa menimbulkan lonjakan harga yang signifikan.