Rehabilitasi Pecandu Judi Online Perlu Pendekatan Terpadu Selama Minimal 3 Bulan

Rabu 27 Nov 2024 - 21:05 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Dahlia

"Ketika utang menumpuk, mereka menghadapi tekanan finansial yang berat. Situasi ini sering kali berujung pada stres berat, depresi, bahkan tindakan nekat seperti bunuh diri," jelas Sani.

Ia juga mengkritik pemikiran keliru yang sering dimiliki oleh pecandu judi online.

Menurutnya, banyak orang yang terus bermain meskipun sudah terlilit utang karena meyakini judi online bisa diperhitungkan.

"Kemenangan yang pernah diraih justru menjadi jebakan. Pecandu tergiur dengan janji mendapatkan lebih banyak uang, sehingga sulit berhenti meskipun tahu risikonya," kata Sani.

Proses rehabilitasi, lanjut Sani, memerlukan konsistensi dan kesabaran.

Penanganan yang dilakukan secara paralel, baik melalui terapi psikologis, dukungan keluarga, maupun perubahan gaya hidup, dapat membantu pecandu keluar dari lingkaran gelap kecanduan.

Ia juga menyarankan masyarakat untuk lebih waspada terhadap bahaya judi online.

Pemerintah, menurutnya, perlu memperketat regulasi dan menyediakan lebih banyak layanan rehabilitasi yang mudah diakses.

"Peran pemerintah dan komunitas sangat penting dalam menciptakan kesadaran akan dampak buruk judi online serta menyediakan solusi yang efektif bagi mereka yang terjerat," tutup Sani.

Kasus kecanduan judi online menunjukkan bahwa solusi tidak hanya bergantung pada individu, tetapi juga memerlukan dukungan kolektif dari keluarga, komunitas, dan pemerintah.

Dengan pendekatan yang terpadu dan menyeluruh, diharapkan lebih banyak pecandu dapat pulih dan menjalani hidup yang lebih baik. (ant)

Kategori :