“Kami tetap akan menunggu hasil hitung resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu. Namun, berdasarkan tren dan data yang ada, kami yakin hasil ini tidak akan jauh berbeda dengan penghitungan KPU,” ujar Pandu.
Pemilihan Gubernur Bengkulu 2024 hanya diikuti oleh dua pasangan calon.
Pasangan nomor urut 1, Helmi Hasan dan Mian, merupakan kombinasi mantan Wali Kota Bengkulu dua periode dan Bupati Bengkulu Utara petahana.
BACA JUGA:Ketua KPU : Cagub Bengkulu Dapat Ikut Pilkada Meski Kena OTT !
Pengalaman keduanya dalam memimpin daerah menjadi salah satu alasan mereka mendapatkan dukungan luas dari masyarakat.
Pasangan nomor urut 2, Rohidin Mersyah dan Meriani, juga memiliki rekam jejak yang tidak kalah mentereng.
Rohidin Mersyah adalah Gubernur Bengkulu petahana, sedangkan Meriani dikenal sebagai tokoh perempuan berpengaruh di provinsi tersebut.
Namun, perjalanan politik pasangan Rohidin-Meriani diwarnai dengan hambatan besar.
Rohidin Mersyah terjerat Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehari menjelang masa tenang Pilkada.
Kasus ini menjadi pukulan telak bagi pasangan tersebut, mengingat Rohidin telah ditetapkan sebagai tersangka dan kini berada dalam penahanan KPK.
OTT yang menjerat Rohidin Mersyah dinilai menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi hasil Pilgub Bengkulu 2024.
Kasus korupsi ini mencoreng citra pasangan Rohidin-Meriani dan membuat sebagian besar pendukung mereka beralih ke pasangan Helmi-Mian.
“Kasus OTT KPK ini sangat memengaruhi persepsi publik. Masyarakat cenderung tidak lagi mempercayai pemimpin yang tersangkut kasus hukum, terutama korupsi. Hal ini menjadi keuntungan besar bagi pasangan Helmi-Mian,” ujar salah satu pengamat politik lokal, Arif Rahman.
Menurut Arif, masyarakat Bengkulu kini lebih memilih kandidat yang dianggap bersih dan memiliki rekam jejak yang baik.
Helmi Hasan, sebagai mantan Wali Kota Bengkulu dua periode, dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat.