DALAM kunjungan reses tahap III tahun 2023, anggota DPRD Dapil X Sumsel mengambil fokus pada masalah pendidikan.
Mereka berpartisipasi dalam dialog dengan sekolah-sekolah di wilayah dapil X untuk menggali aspirasi dan kebutuhan pendidikan.
Beberapa sekolah yang menjadi tujuan dalam kunjungan reses tersebut antara lain SMAN Plus 2 Banyuasin III, SMAN 1 Banyuasin III, SMAN 1 Sembawa, SMAN 3 Banyuasin III, SMAN 1 Talang Kelapa, SMAN 2 Sembawa, SMAN 1 Tanjung Lago, SMAN 1 Banyuasin II, SMAN 1 Banyuasin I, dan SMAN 2 Banyuasin 1.
Kepala sekolah, guru-guru, wali murid, dan pelajar di setiap sekolah menerima kunjungan rombongan DPRD Dapil X.
Di SMAN 1 Sembawa, Kepala Sekolah, Hj Wilastri MM, menyampaikan terima kasih kepada anggota dewan yang turut andil dalam pendirian sekolah tersebut.
Ia memaparkan bahwa saat ini SMAN 1 Sembawa memiliki 530 siswa dengan dukungan dari 34 guru dan 5 tenaga administrasi.
Meskipun telah meraih prestasi yang membanggakan, sekolah ini masih berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah, seperti pembangunan pagar keliling dan perbaikan akses jalan sepanjang 2,6 kilometer.
Selain guru dan kepala sekolah, para pelajar juga mengutarakan aspirasi mereka.
Salah satunya adalah permintaan agar biaya kuliah dapat dihapuskan, sehingga semua pelajar bisa kuliah tanpa beban.
Permintaan serupa juga datang dari pelajar di SMAN 3 Banyuasin III.
Kepala sekolah di sana meminta perbaikan ruang belajar yang rusak berat, dukungan untuk marching band, penghapusan biaya kuliah terutama untuk masyarakat yang kurang mampu, dan penanganan serius terhadap kebakaran hutan yang berdampak pada kesehatan pelajar.
Menanggapi usulan tersebut, anggota DPRD Dapil X, MF Ridho, membenarkan bahwa ia bersama Nadia Basyir berperan sebagai perintis pendirian SMAN 1 Sembawa.
Ridho menjelaskan bahwa mereka berdua telah berjuang untuk mendirikan sekolah ini sejak tahun 2012.
Pada tahun 2013, SMAN 1 Sembawa mulai menerima siswa baru.
Selain itu, Ridho menjelaskan peran dewan dan mengingatkan pelajar untuk tidak melakukan tindakan bullying atau melaporkan guru secara sembrono tanpa alasan kuat.