Prospek nilai tukar rupiah di masa mendatang masih akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global serta kebijakan moneter yang diambil oleh The Fed.
Jika The Fed melanjutkan kebijakan pengetatan moneter, tekanan terhadap mata uang negara berkembang termasuk rupiah kemungkinan akan berlanjut.
Namun, jika ada tanda-tanda perlambatan di ekonomi AS, maka ada potensi stabilisasi bagi mata uang negara-negara berkembang.
Secara domestik, prospek rupiah akan sangat tergantung pada seberapa baik pemerintah dan Bank Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi, mengendalikan inflasi, dan mengurangi defisit transaksi berjalan.
Kebijakan yang proaktif dan konsisten akan menjadi kunci untuk memastikan nilai tukar rupiah tetap stabil dan tidak mengalami penurunan yang lebih dalam.
Pelemahan nilai tukar rupiah yang mencapai 97 poin pada Jumat pagi mencerminkan tantangan yang sedang dihadapi oleh perekonomian Indonesia, baik dari segi tekanan global maupun faktor-faktor domestik.
Meski begitu, pemerintah dan Bank Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas dengan berbagai kebijakan.
Untuk masyarakat dan pelaku usaha, penting untuk memahami dampak dari fluktuasi nilai tukar agar dapat mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan kenaikan harga barang dan biaya produksi di masa mendatang.