“Kami melakukan apapun yang kami bisa untuk mempererat dan memperkuat hubungan kami dengan Qatar,” ungkapnya.
Dia menggambarkan pembicaraannya dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, sebagai sangat konstruktif.
Pembicaraan tersebut bertujuan untuk mencapai perdamaian regional dan kepentingan bersama, terutama dalam aspek perdagangan, energi, dan keamanan.
BACA JUGA:Indonesia Kecam Keras Serangan Israel di Rafah Palestina
BACA JUGA:Konflik Iran-Israel Berpotensi Bawa Dampak Ekonomi-Politik
“Kami mencapai kesepakatan untuk membangun negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Solusi lain akan berakhir gagal,” tambah Al Thani.
Pezeshkian tiba di Doha pada pagi hari untuk kunjungan selama dua hari, yang merupakan kunjungan pertamanya sejak menjabat pada bulan Juni.
Kunjungan ini berlangsung beberapa jam setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke Israel pada hari Selasa.
Menurut laporan, Tel Aviv memperkirakan bahwa 180 roket telah diluncurkan dalam serangan tersebut, yang menyebabkan korban jiwa, kerusakan properti, serta penutupan wilayah udara Israel.
Banyak warga Israel bergegas mencari tempat berlindung saat ancaman serangan meningkat.
Iran menyatakan bahwa serangan rudal tersebut merupakan balasan atas pembunuhan Haniyeh dan Sekjen Hizbullah, Hassan Nasrallah, oleh Israel, serta tindakan pembantaian yang dilakukan oleh Tel Aviv di Jalur Gaza dan Lebanon.
Kedua pemimpin, Pezeshkian dan Al Thani, sepakat bahwa meningkatnya ketegangan di kawasan dapat berdampak buruk bagi semua negara yang terlibat.
“Meredakan ketegangan ini adalah prioritas utama kami,” ucap Al Thani.
Kerja sama antara Iran dan Qatar dalam menciptakan stabilitas di kawasan menjadi sorotan penting dalam konteks hubungan internasional saat ini.
Pezeshkian menambahkan bahwa untuk menciptakan iklim damai, semua pihak harus bekerja sama dan menghormati kedaulatan satu sama lain.
“Kami sangat menentang pertumpahan darah, dan selalu mengupayakan dialog untuk menyelesaikan masalah,” ujarnya.