KORANPALPOS.COM - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat signifikan sebesar 80 poin atau 0,53 persen.
Mata uang Garuda ini naik dari Rp15.187 per dolar AS menjadi Rp15.107 per dolar AS.
Penguatan ini terjadi di tengah tekanan eksternal yang cukup besar, termasuk ketidakpastian ekonomi global dan sentimen dari kebijakan moneter Amerika Serikat.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 23 September 2024 : Melemah Tipis 3 Poin Menjadi Rp15.153 per Dolar AS !
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 19 September 2024 : Melemah 8 Poin Menjadi Rp15.343 per Dolar AS
Menurut para analis, penguatan rupiah ini didorong oleh beberapa faktor, baik dari dalam negeri maupun global.
Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap penguatan rupiah adalah penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS serta adanya tanda-tanda pelonggaran kebijakan moneter dari Bank Sentral AS, The Federal Reserve.
Kebijakan ini menambah optimisme di pasar uang, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang melihat peluang penguatan mata uang mereka terhadap dolar AS.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 18 September 2024 : Menguat 5 Poin Menjadi Rp15.330 per Dolar AS
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 13 September 2024 : Menguat 29 Poin Menjadi Rp15.410 per Dolar AS
Selain faktor global, penguatan rupiah ini juga dipengaruhi oleh sejumlah perkembangan positif dari dalam negeri.
Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi pasar dengan kebijakan moneter yang lebih proaktif, salah satunya melalui operasi pasar di pasar valas dan Surat Berharga Negara (SBN) guna menjaga stabilitas nilai tukar.
BI juga memastikan bahwa likuiditas pasar uang tetap terjaga di tengah volatilitas global.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 12 September 2024 : Tergelincir 23 Poin Menjadi Rp15.425 per Dolar AS
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 9 September 2024 : Melemah 97 Poin Menjadi Rp15.378 per Dolar AS