Sehat Lebih Berharga dari Kekayaan: Hikmah dari Hadis Nabi

Selasa 20 Aug 2024 - 07:36 WIB
Reporter : Mulyawan
Editor : Dahlia

BACA JUGA:Meneladani Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Memperlakukan Istri dan Rutinitas Sehari-hari di Rumah

BACA JUGA:Pentingnya Menjaga Shalat Isya dan Subuh Shalat yang Paling Berat : Ujian Keimanan dan Ciri Orang Munafik

Nikmat Sehat bagi Orang Bertaqwa.

Sehat bagi orang yang bertaqwa lebih baik daripada kaya harta. Menurut para ulama, sehatnya jasad seseorang dapat menolong dalam beribadah. Ketika seseorang sehat, ia memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melaksanakan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah.

Sebaliknya, orang yang sudah tua renta atau sakit akan sulit melaksanakan ibadah, meskipun ia memiliki harta yang melimpah.

Sebagai contoh, biaya untuk merawat ginjal, paru-paru, atau lambung agar berfungsi dengan baik bisa sangat mahal. Namun, terkadang, meskipun banyak harta yang dikeluarkan, organ-organ tubuh tersebut tidak bisa bekerja seperti sedia kala.

Oleh karena itu, ketika kita masih diberi kesehatan, mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah. Jangan sampai kita menyesal ketika kesehatan sudah hilang.

BACA JUGA:Keutamaan Waktu Mustajabah Setelah Ashar di Hari Jumat: Momen Utarakan Segala Keluh Kesah Kepada Sang Khalik

BACA JUGA:Jilbab: Perintah Allah yang diwajibkan Bagi Setiap Wanita Muslim, Simbol Kemuliaan Ketaatan Seorang Muslimah

Nabi Muhammad ﷺ bersabda, 

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ  ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

"Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: Waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu." (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrok, 4/341, dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma. Hadis ini shahih sesuai syarat Al-Bukhari-Muslim).

Kebahagiaan Hati sebagai Nikmat.

Hati yang bahagia juga termasuk nikmat. Meskipun hidup dalam kondisi sederhana, penuh kesusahan, namun hati yang dekat dengan Allah akan merasa bahagia. Kebahagiaan ini tidak terletak pada harta, melainkan pada hati yang selalu merasa cukup, yaitu hati yang memiliki sifat qona’ah.

Nabi ﷺ bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Kategori :