Produksi padi pada tahun tersebut mencapai 247.794 ton, menjadikan Kabupaten Muara Enim sebagai salah satu lumbung padi di Sumatera Selatan.
Produksi padi tersebar di beberapa daerah, termasuk dataran tinggi Semende, Kecamatan Tanjung Agung, dan beberapa kecamatan di sepanjang pesisir Sungai Lematang dan Sungai Musi.
Potensi luas areal tanaman padi di Kabupaten Muara Enim terdiri dari lahan sawah irigasi seluas 6.279,9 hektar, lahan sawah tadah hujan seluas 6.102 hektar, lahan sawah lebak seluas 17.664 hektar, dan lahan ladang seluas 77.939 hektar.
Selain padi, Kabupaten Muara Enim juga memiliki potensi tanaman palawija seperti jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.
Pada tahun 2012, luas panen jagung mencapai 2.221 hektar dengan produksi 7.596 ton.
Kedelai dengan luas panen 175 hektar menghasilkan produksi sebesar 221 ton.
Selain itu, produksi sayuran seperti kentang dan kol juga cukup signifikan, dengan luas panen masing-masing mencapai 47 hektar dan 41 hektar, serta produksi 705 ton dan 1.230 ton.
Hortikultura, terutama buah-buahan dan sayuran, juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, mangga, rambutan, dan pisang dapat ditemukan di daerah ini.
Begitu pula dengan sayuran seperti cabai, tomat, dan buncis yang cukup diminati baik untuk konsumsi lokal maupun untuk dipasarkan ke daerah lain.
3. Potensi Kehutanan
Kabupaten Muara Enim memiliki luas wilayah sebesar 9.140,50 kilometer persegi, di mana sekitar 382.960 hektar di antaranya adalah kawasan hutan.
Hutan di Kabupaten Muara Enim terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu Hutan Suaka Alam, Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi Tetap, dan Hutan Produksi Konversi.
Kawasan Hutan Suaka Alam di Kabupaten Muara Enim mencakup area seluas 9.440 hektar.
Hutan ini berfungsi sebagai kawasan konservasi yang dijaga ketat untuk melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem alami yang ada di dalamnya.
Selain itu, ada juga kawasan Hutan Lindung yang luasnya mencapai 84.410 hektar.